Minggu, 14 Juni 2009

TANGANI GLOBALISASI PERDAGANGAN BEBAS DENGAN WIRAUSAHA YANG BERKUALITAS

A. Latar Belakang
Pada prinsipnya manusia merupakan produsen sekaligus konsumen dari setiap produk yang diciptakannya. Karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas, maka manusia tidak pernah berhenti melakukan produksi suatu barang dan menggunakan produk yang dibutuhkannya. Namun, segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan demi pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini rupanya mengalami kekurangan sehingga barang yang diperlukan kerap kali tidak terdapat di sekitar wilayahnya, keadaan ini memaksa manusia untuk melakukan hubungan kerja sama antar manusia-manusia lainnya baik dalam pengadaan sumberdaya, maupun hanya untuk saling menukarkan barang kebutuhannya.

Kerja sama yang dilakukan manusia dengan manusia lainnya dengan cara melakukan transaksi kita sebut dengan nama perdagangan. Perdagangan erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran yaitu usaha seseorang untuk menawarkan produk kepada seseorang lainnya demi memperoleh keuntungan. Dalam hukum ekonomi kita mengenal adanya kaitan antara “penawaran/ supplay” dan “permintaan/ demang”. Hukum ini menyatakan “Bila penawaran terhadap suatku produk tetap/ turun sementara permintaan naik, maka harga produk akan naik/ mahal. Sebaliknya bila penawaran naik sementara permintaan turun, maka harga produk akan turun/ murah”. Sebagai contoh misalkan stok sebuah kerudung Muslimah di pasaran terbatas sementara banyak konsumen yang menyukai kerudung tersebut dan ingin membelinya, maka harga kerudung tersebut akan melonjak tinggi. Tetapi jika kehadiran kerudung Muslimah tidak terbatas dan diproduksi dalam jumlah besar sementara peminatnya kurang maka kerudung tersebut akan mengalam penurunan harga demi mengimbangi agar lakunya kerudung tersebut.

Berbicara masalah perdagangan kita sebagai mahasiswa hendaknya membuka cakrawala dan mencoba untuk berpikir luas ternyata perdagangan pun dilakukan dalam hubungan regional antar negara yang umumnya kita mengenal dengan kegiatan ekspor impor barang. Misal Indonesia mengirim hasil laut ke Jepang, produk Cina masuk ke Indonesia seperti makanan, sepeda motor, dan lainnya. Semua itu esensinya adalah bentuk perdagangan, namun memiliki lingkup luas antar negara. Kerja sama tersebut memiliki maksud dan tujuan agar kedua belah pihak memperoleh keuntungan dari hasil kerja sama tersebut.

Pelaksanaan perdagangan regional antar negara dalam kaitannya masalah masuknya suatu produk ke suatu negara, tentunya harus melewat sistematika perizinan yang prosesnya cukup rumit dengan penjagaan yang ketat dari beberapa instansi yang menangani masalah tersebut. Instansi yang menangani perizinan masuknya barang dari pelabuhan ialah Bea Cukai. Namun pada kenyataannya akhir-akhir ini banyak produk luar yang masuk ke negara kita dengan bebas tanpa melewati izin lagi. Imbasnya produk tersebut jumlahnya sangat banyak dan tidak terbatas di pasaran dan akhir-akhir ini banyak produk ilegal yang mengandung berbagai macam zat yang berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi terus menerus. Menyikapi fenomena demikian kita timbul pertanyaan siapa yang harus bertanggung jawab dalam hal ini? Dan siapa oknum menjadi tersangka dalam hal ini? Mungkin, semua itu yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan pihak terkait demi membenahi kesalahan infrastruktur yang ada saat ini.

Terlepas dari masalah mudahnya manipulasi perizinan, keberhasilan produk asing ilegal di pasaran Indonesia juga disebabkan beberapa faktor yang datang dari mental warga negara itu sendiri, di antaranya masyarakat Indonesia lebih mementingkan murahnya harga suatu produk dibandingkan dengan kualitasnya. Padahal dampak yang ditimbulkan oleh produk yang mengandung zat berbahaya akan lebih merugikan bila dibandingkan selisih harga yang diperjuangkan itu. Selain itu masyarakat Indonesia sebagian besar masih terlena dan manja dengan kebiasaan bersifat konsumtif tanpa berpikir inovatif untuk menciptakan produk. Padahal kalau kita bandingkan potensi negara kita dengan negara Jepang yang daratannya 90% itu pegunungan es, kemajuan mereka bisa puluhan kali lipat dari kemajuan negara kita. Sementara negara kita yang kaya akan sumberdaya alamnya masih terlena dengan kenikmatan sesaat ini.

Selain sikap konsumtif penduduk Indonesia juga mempunyai menyenangi sesuatu yang instan dalam segala hal. Contoh kecil saja, dalam mencuci baju mahasiswa banyak yang mencucikannya di Laudry baju yang mendidik sifat malas. Sifat instan ini juga tercermin pula dari sebagian besar sebagian besar warga negara Indonesia khususnya mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi banyak yang tujuan hidupnya berambisi menjadi PNS karena tergiur dengan gaji berkala tiap bulan dan pensiunan seumur hidupnya. Padahal kalau kita lihat sekilas mengenai hikmah dari orang Cina yang menyebar di seluruh belahan negara di dunia, mereka tidak berambisius menjadi PNS tetapi penghasilnya berpuluh-puluh kali lipat dari PNS itu sendiri. Mereka memprioritaskan dirinya dan anak anaknya menjadi seorang wirausaha yang handal.

Sudah sepatutnya kita memetik hikmah dan menuntut ilmu ke negeri Cina seperti sabda Rosulullah SAW “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Cina”. Demi menangani globalisasi perdagangan bebas, sudah selayaknya warga negara Indonesia mengubah kebasan sifat konsumtifnya dengan menanamkan jiwa wirausaha pada setiap dirinya untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan lingkungannya. Masyarakat juga harus mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah ruah ini menjadi produk yang berdaya guna untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, sehingga tidak ada ruang untuk produk ilegal luar negeri yang tidak berkualitas dan membawa dampak yang buruk bagi kelangsungan konsumennya.

B. Rumusan Masalah
Setelah melihat pemaparan latar belakang di atas, kami merumuskan beberapa hal yang dijadikan rumusan masalah dalam makalah ini antara lain.
1. Apa saja masalah terkait dengan Fenomena Era globalisasi dalam bidang ekonomi?
2. Bagaimana perilaku ekonomi masyarakat Indonesia ?
3. Hikmah apa yang dapat kita ambil dari sepak terjang perdagangan Cina?
4. Bagaimana hubungan Antara SDM dan SDA bangsa kita?
5. Program apa yang dicanangkan pemerintah terkait pemberdayaan masyarakatnya menuju kesejahteraan dan kemandirian?

C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan suatku makalah, tentunya harus memiliki beberapa hal yang direncanakan sebagai tujuan penulisan. Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah.
1. Mengetahui berbagai masalah terkait era globalisasi dalam bidang ekonomi.
2. Menyadari perilaku ekonomi masyarakat Indonesia yang harus kita benahi.
3. Memetik Hikmah dari sepak terjang perdagangan Cina.
4. Menyadari potensi SDM dan SDA bangsa kita.
5. Mengenal beberapa Program pemberdayaan masyarakat menuju kesejahteraan yang dilakukan pemerintah dan pihak terkait.

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini berjudul “tangani Globalisasi Perdagangan Bebas dengan Wirausaha Berkualitas” terdiri dari tiga bab. Bab I merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang, masalah rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Bab II merupaku bab isi yang memuat bahasan mengenai fenomena era globalisasi dalam bidang ekonomi, prilaku ekonomi masyarakat Indonesia, memetik hikmah dari sepak terjang perdagangan Cina, antara SDM dan SDA bangsa Indonesia, program pemberdayaan masyarakat menuju kesejahteraan. Dan bab III merupakan bab penutup memuat tentang kesimpulan dan saran.



BAB II
ISI

A. Fenomena Globalisasi dalam Bidang Ekonomi
Bidang ini merupakan bidang yang paling menonjol dalam hal globalisasi, karena terkait 2 hal fungsi manusia sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen bagi barang dan jasa demi terpenuhinya kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Kedua posisi tersebut menjadikan manusia sebagai pihak yang melakukan perdagangan demi mencapai keuntungan antar kedua belah pihak. Terkait masalah perdagangan tentu terkait pula masalah penawaran dan permintaan seperti yang telah disinggung dalam latar belakang di atas, dengan hukum yang menyatakan “bila penawaran suatu produk tetap/ turun sementara permintaan naik, maka harga produk akan naik/ mahal pula. Sebaliknya bila penawaran suatu produk naik sementara permintaan turun, maka harga produk akan menjadi turun/ murah. Dalam kaitannya dengan perdagangan regional antar negara contohnya pada waktu produksi kopi di suatu negara katakanlah Brasil mengalami kegagalan sebaliknya terjadi permintaan yang besar oleh negara lain yang mengonsumsi kopi tersebut, maka harga kopi Brasil akan melonjak tinggi di pasaran. Sebaliknya jika suatu produk misalnya cokelat di melimpah sedangkan permintaan negara lain sebagi konsumen menurun drastis, maka harga cokelat Australia akan mengalami penurunan yang drastis pula.

1. Strategi Perdagangan
Pada era globalisasi sistem produksi dan distribusi akan melampaui batas demi meningkatkan pendapatan suatu negara. Segala strategi pemasaran dilakukan untuk memasarkan produk mereka dengan berbagai cara, misalkan gencarnya penyajian iklan baik lewat televisi maupun media cetak dan elektronik lainnya. Iklan-iklan tersebut gencar memperkenalkan produk-produk yang cakupannya global seperti yang sekarang terjadi di Indonesia, masyarakat tren memburu makanan siap saji seperti Mc Donal, KFC, Donkin Dunat dan lainnya. Produk pakaian dengan strategi pengiklanan memanfaatkan model sebagi tran setter para artis terkenal sebagi media pemasarannya. Juga produk musik yang sekarang menjamur dalam acara- acara televisi seperti Dahsyat, Dering, Inbox, Mantap, 60 Menit dan sebagainya. Berkembangnya pemasaran bebas ini akan memungkinkan terjadinya peningkatan mobilisasi manusia secara fisik yang akan membuahkan dampak ekspansi besar-besaran.

Selain menerapkan strategi dagang baik dalam inovasi produksi barang maupun strategi pengiklanan produk, setiap negara sebagai produsen suatu barang yang akan dipasarkan ke negara lain, mereka harus melakukan kajian mengenai budaya setempat yang menjadi sasaran pasar. Dengan mengenal budaya bangsa lain keberhasilan pemasaran suatu produk akan tercapai, karena kesesuaian selera konsumen yang menjadi sasaran pasar terpenuhi, diimbangi dengan kebutuhan akan produk tersebut. Sehingga kemampuan membaca selera pasar sesuai sasaran dan budaya bangsa menjadi salah satu resep keberhasilan pemasaran suatku produk itu sendiri. Sebagai contoh produk Hotdog yang asalnya dari Amerika masuk ke pasar Indonesia. Karena produk ini harus mengikuti kesesuaian dengan budaya bangsa kita, maka yang semula menggunakan daging anjing dengan nama “Hotdog” diubah namanya menjadi “Hotdok” dengan daging sapi. Selain cara demikian, beberapa trik iklan pun ikut berperan dalam membangun kepercayaan konsumen misalkan terhadap sesuatu produk yang diragukan kehalalannya, seperti beberapa tahun yang lalu produk Ajinomoto pernah berhembus mengandung minyak babi, demi membangun kepercayaan konsumen maka iklan Ajinomoto disajikan dengan menggunakan model iklannya seorang ustad Dedi Mizwar sebagai figur yang telah dikenal islami oleh masyarakat.

2. Siasat Kepentingan dalam Perdagangan
Hubungan perdagangan regional antara negara ternyata tidak hanya memiliki tujuan sebatas mendapatkan devisa/ penghasilan untuk negara demi memperkuat perekonomian negara tersebut. Tetapi dalam fenomenanya ternyata segala bentuk kepentingan pun sering disisipkan dalam pemasaran produk itu sendiri baik kepentingan politik, hukum, maupun agama. Pada bab ini kami hanya menyoroti tentang kepentingan masalah agama saja.
Dalam kaitannya dengan globalisasi perdagangan dunia, kepentingan kelompok tertentu akan disisipkan seperti isu-isu yang sekarang gencar berkembang yaitu negara-negara kafir melakukan perang pemikiran/ gizwul fikr untuk menghancurkan kaum muslimin di seluruh belahan dunia dengan menggunakan siasat 3F singkatan dari “food, fesion dan film” agar akidah dan persatuan kaum muslim terkikis dan akhirnya kaum muslim akan bercerai berai dan hancur, naudzubillah...

Kata yang pertama dalam siasat 3F ialah “Food“ maksudnya dalam produk makanan biasanya mereka mencampurkan dengan bahan-bahan yang merusak jaringan otak dan haram dikonsumsi umat muslim. Sehingga dampaknya otak mereka terganggu dan ketagihan dengan makanan haram tersebut. Kedua “Fession” produk ini menggunakan model sebagai trend setter yang menjadi idola masyarakat yaitu cara berpakaian artis-artis yang ditiru misalnya yang sekarang berkembang celana pensil, bikini, celana jablai, celana bojes, dsb. Kata yang ketiga ialah “film” terkait produk ini biasanya produsen menyesuaikan jenis film dengan sasaran penikmat dibumbui trik agar terkesan sesuai norma dan tidak melanggar hukum yang berlaku di suatu negara tersebut. Misal dikalangan anak-anak mereka disodori kartun yang kurang mendidik seperti sincan, spongbob dll bahkan film anak-anak santri juga dikemas seolah-olah mengajarkan kebaikan seperti “Si Entong” yang ditayangkan pada jam sholat Magrib dan mendidiki anak mempermainkan firman Al-qur’an menjadi kalimat ajaib. Anak remaja biasanya disodori program relity show seperti cinta monyet yang imbasnya mewajarkan perbuatan seperti ciuman, pelukan, hingga ML dalam pacaran. Untuk ibu-ibu biasanya yang lagi tren sekarang ialah sinetron yang alur cerita kehidupannya jauh dari perilaku bangsa Indonesia yang bermoral. Demikianlah kepentingan kelompok yang dikemas secara apik alam suatku produk dagang sebagai bahaya dari globalisasi perdagangan bebas dunia yang mulai terasa. Sebagai umat muslim kita harus waspada dan kontrol diri agar tidak masuk ke dalam jurang kenistaan akibat ulah pihak terlaknat.


B. Prilaku Ekonomi Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia sebenarnya adalah masyarakat yang memiliki potensi yang sangat beragam. Mereka dapat menjadi penggerak perekonomian bangsa melalui karya-karyanya yang bernilai tinggi. Terbukti dengan beberapa kelompok yang menggeluti usaha industri kreatif yang dapat menembus pasar Manca Negara dan dapat menghasilkan devisa negara yang cukup besar. Namun, perkembangan kelompok-kelompok semacam ini rupanya masih terhitung dan belum merata keberadaannya. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yang sangat esensial dalam pembinaan masyarakat terutama terkait dengan sumberdaya manusianya. Warga Indonesia banyak memiliki kebiasaan sifat konsumtif dalam penggunaan barang tanpa memikirkan inovasi produksi demi meningkatkan penghasilan ekonomi diri dan lingkungannya. Masyarakat Indonesia umumnya menyukai hal-hal yang instan terbukti dari makanan saja yang sekarang lagi tren makanan cepat saji yang peminatnya sangat bejibun. Mental demikian yang menjadikan masyarakat kalangan bawah malas berusaha dan kalangan atas berfoya-foya sehingga pantas kalau di negara kita terlintas kalimat seperti dalam lagu Roma Irama “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”.

Paradigma berpikir masyarakat kita hampir tidak ada yang ingin menjadi seorang pengusaha, khususnya dari kalangan orang terdidik bangsa kita. Penyebabnya tidak lain karena kemalasan dan rasa takut mengambil risiko untuk berjuang dari nol apabila menjadi seorang pengusaha. Masyarakat Indonesia juga pada umumnya menaruh simpati lebih besar pada profesi-profesi yang secara praktis terlihat eksklusif seperti dokter, Akuntan, Pengacara, dibanding dengan wirausaha. Keadaan ini lebih diperburuk dengan sistem pendidikan kita yang cenderung mengabaikan pelajaran kewirausahaan dan kepemimpinan serta hanya memusatkan pada kompetensi hard skill saja. Padahal lembaga survei menyatakan keberhasilan seseorang yang dikarenakan hard skill hanya 20% dan 80% adalah soft skill yaitu kemampuan berbicara seseorang. Keadaan ini sungguh menjadi kendala dalam pengembangan masyarakat mandiri bangsa demi mengentaskan kemiskinan.
C. Menuai Hikmah dari Sepak Terjang Cina
Negeri Cina merupakan negeri yang jumlah penduduknya paling padat di dunia. Sehingga penduduknya banyak yang merantau ke negeri orang di seluruh belahan dunia. Kalau ingat kata etnis Cina erat kaitannya dengan aktivitas perdagangan karena perkembangan usaha ini sudah dimulai sejak jaman dahulu. Cina merupakan negara yang maju dengan hal tersebutnya sehingga kekuatan perekonomian Cina menempati urutan yang ke empat di seluruh dunia. Melihat hal tersebut hendaknya kita sebagai warga belajar mampu mengambil pelajaran dari hal yang dilakukan orang Cina hingga keberadaan mereka diperhitungkan oleh pasar dunia seperti layaknya sebuah hadis Rosulllulah yang bersabda ”Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina”. Apa sih yang menjadi dasar mengapa kita harus jauh-jauh menuntut ilmu di negara Cina, rupanya negeri Cina adalah negeri yang banyak memiliki potensi, tetapi dari berbagai potensi yang paling menonjol dari Cina ialah perdagangannya.

1. Strategi Dagang Cina
Di saat negara kita sedang berjuang mati-matian untuk meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Di lain pihak Cina justru mengalami penekanan dari dunia agar mau mengembangkan nilai mata uangnya yang dinilai/ dipatok terlalu rendah. Pematokan nilai yuan yang sudah dilakukan sejak tahun 1994 ini, mendapat protes karena dianggap menjadi penyebab utama miringnya harga produk-produk Cina di pasaran dunia (Sarniangto:2004). Kekhawatiran tersebut memang beralasan mengingat hampir seluruh produk-produk yang berlabel Made in Cina mendominasi di pasar dunia, mulai dari peniti sampai seperangkat alat elektronik canggih semuanya ada. Banyak faktor yang mendorong Cina seperti sekarang ini dimana dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% setiap tahannya telah mengatarkan Cina sebagai salah satu raksasa perekonomian dunia.

Cina bisa begitu produktif menghasilkan produk-produk yang berkualitas yang sangat diterima oleh pasar dunia. Hal ini menjadi faktor lain kesuksesan perdagangan Cina, bahkan pendagangan Cina menduduki peringkat ke empat setelah negara maju lainnya seperti AS, Jerman. dan Jepang (Pikiran Rakyat: Oktober 2004). Ternyata selain aliran modal asing dan teknologi tinggi yang justru menarik para pengalaan Cina adalah besarnya peranan usaha kecil menengah (UKM) dan bisnis swasta daerah sebagai Township and Villase Entrepeneris (TVEs) yang dapat menopang kekuatan ekspornya.

2. Pentingnya Peranan TVEs
Sumbangsih TVEs rupanya tidak bisa disepelekan dalam perekonomian Cina. Asalnya TVEs yang semula merupakan industri pedesaan yang digalakan oleh pemerintahan Cina demi meningkatkan penghasilan dan penyerapan tenaga kerja. Akibatnya dari tahun ke tahun pengangguran kerja semakin berkurang dan pada tahun 1990’an program ini mampu menyerap setengah dari tenaga kerja di pedesaan Cina. Setelah mengalami pasang surut program TVEs ini akhirnya menemukan kejayaannya hingga program semacam ini ditiru oleh beberapa negara seperti Indonesia dengan PNPM-nya ataupun DIRJEN DIKTI dengan PMW-nya, demi meningkatkan mental warga negaranya menjadi seorang yang berjiwa entrepeneurship handal. Program pemberdayaan UKM diterapkan di negara kita ini karena ternyata perkembangan UKM memiliki peran penting demi meningkatkan kestabilan perekonomian bangsa.

3. Rintisan Perekonomian Cina
Apa yang dinikmati oleh Cina sekarang dari industrinya terutama TVEs merupakan hasil yang diupayakan selama bertahun-tahun. Sejak tahun 1986 dari mulai penelitian dan pengembangan usaha pun dimulai yang menghasilkan program pembentukan New Teknologi Entreprises (NTEs) dengan perusahaan yang bersifat perusahaan berskala besar, namun ke depanya memiliki peran dalam basis perkembangan teknologi untuk industri-industri kecil dan menengah. Setelah NTEs berhasil pemerintah Cina mulai mendukung program TVEs sebagi pilot projek dengan kebijakan utama yang terdiri dari 3 kegiatan utama berangkai. Pertama, memberikan pelatihan bagi 200.000 pemuda desa setiap tahunya berupa satu atau dua teknik/skill yang dapat diterapkan sesuai dengan potensi daerahnya. Kedua, membentuk lembaga riset di tingkat pusat dan propinsi guna membangun peralatan teknologi yang siap pakai di pedesaan. Dan ketiga, mendirikan 500 TVEs yang berkualitas sebagai pilot proyek (Pamuji:2004).

Pemerintah Cina juga berusaha menempatkan sebagai pelayan dengan menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan industri mulai yang paling esensial dari usaha yaitu birokrasi perizinan yang mudah dan cepat. Hanya dengan waktu 40 hari para pengusaha dapat memulai usahanya dengan perizinan yang lengkap bila dibanding dengan Indonesia yang membutuhkan 151 hari untuk menunggu perizinan usaha dan juga masih juga harus melewati birokrasi yang rumit (www.suaramerdeka.com).

4. SDM Terbaik Cina
Dalam hal SDM untuk dunia usaha Cina juga tidak tanggung-tanggung dalam mengarahkan orang-orang terbaiknya untuk menjadi pengusaha yang handal. Sejak tahun 1990-an Cina telah mengirimkan tenaga muda terbaiknya untuk belajar di beberapa universitas ternama di Amerika untuk mempelajari sistem ekonomi terbuka dan kebijakan pemerintah barat walaupun Cina masih menerapkan sistem ekonomi yang relatif tertutup. Sebagai hasilnya Cina saat ini telah memiliki jaringan perdagangan yang sangat mantap dengan Amerika serikat bahkan memperoleh status sebagai The Most Prefered Trading Partner.

D. Antara SDM dan SDA Bangsa Indonesia
Indonesia merupakan negara yang mempunya kekayaan alam yang melimpah ruah karena kawasannya berada di sekitar garis khatulistiwa serta ditumbuhi oleh pepohonan yang hijau sehingga Indonesia dijuluki jamrud khatulistiwa. Tanah kita merupakan tanah yang sangat subur segala jenis tanaman dapat tumbuh di negara kita ini seperti layaknya syair sebuah lagu “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Selain kaya dengan sumber daya alamnya letak geografis Indonesia juga sangat strategis karena diapit oleh dua benua dan dua samudra hingga Indonesia menjadi tempat transit perdagangan dunia. Namun kekayaan alam dan kondisi geografis bangsa kita rupanya belum bisa menjadikan bangsa kita seperti negara maju lainnya. Mungkin hal ini terkait sumber daya manusianya yang masih perlu mendapat pembenahan lebih lanjut agar mampu menjadi manusia yang mandiri dan berdaya. Masalah utama terkait SDM bangsa Indonesia seperti yang telah disebutkan di atas bangsa kita masih terlena dengan kondisi yang nyaman dan serba instan. Warga negara kita masih yang miskin membudayakan sifat kemalasan dan tidak mau bekerja keras dari bawah untuk merintis usaha untuk menopang ekonominya, kebanyakan warga negara hanya bersifat konsumtif tanpa memikirkan inovasi produktif.

Warga negara Indonesia sebenarnya mempunya banyak potensi yang sangat bagus demi meningkatkan kesejahteraan. Terbukti sudah banyaknya industri kreatif yang berkembang saat ini seperti di daerah Bandung yang terkenal sebagai rajanya industri kreatif. Tapi ironisnya potensi tersebut belum dimiliki oleh sebagian besar masyarakatnya untuk terjun ke dalam dunia wirausaha. Mereka memandang bahwa pekerjaan wirausaha adalah pekerjaan yang tidak jelas dan tidak pasti. Masyarakat Indonesia khususnya kaum terdidik biasanya hanya melihat profesi yang instan dan eksklusif saja seperti dokter, pengacara, polisi dsb. Hampir tidak ada dari mereka yang bercita-cita menjadi pengusaha, padahal profesi ini sangat berpengaruh dalam memperkuat perekonomian suatku bangsa. Kekayaan alam kita seharusnya diiringi dengan kualitas sumberdaya alam yang mantap demi menuju kemandirian dan kesejahteraan kemudian terwujud pada kuatnya perekonomian bangsa kita.

E. Program Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kesejahteraan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/ meningkatkan kapasitas masyarakat baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. Upaya pemerintah dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat Indonesia rupanya tidak diragukan lagi namun isu ini menjadi baru digembar-gemborkan terbukti dari beberapa program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi pribadi yang mandiri dalam perekonomian. Adapun program-programnya di antara ialah.

1. PNPM MANDIRI
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM MANDIRI) ini merupakan program pemerintah dalam upaya menangani kemiskinan yang dilaksanakan sejak tahun 2007. Pengentasan kemiskinan yang tujuannya ialah masyarakat berdaya dan mandiri, program ini harus mampu melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi sehingga kehadiran masyarakat miskin ini tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan sebagai subjek dalam upaya penanganan kemiskinan dan pengangguran. Selain program ini mengentaskan kemiskinan ke depanya juga diharapkan agar mampu memperkuat pertumbuhan ekonomi suatu daerah sehingga tidak ada lagi desa-desa yang tertinggal di daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi kegiatan PNPM ini harus dapat diwujudkan dengan matang agar tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan waktu yang cepat. Namun, umumnya program pemberdayaan masyarakat ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan masyarakat mandiri yaitu selama 5-6 tahun sehingga program ini akan dilaksanakan sekarang kurangnya sampai tahun 2015 kelak.

Ruang lingkup kegiatan PNPM pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat. Adapun lingkup kegiatannya yaitu meliputi:
• Penyediaan perbaikan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman sosial dan ekonomi secara kegiatan padat karya;
• Penyediaan sumberdaya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang besar diberikan bagi perempuan untuk memanfaatkan dana bergulir ini;
• Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia;
• Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal melalui penyadaran kritis pelatihan, keterampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

Program PNPM ini merupakan program pengembangan UMKM demi memperkuat perekonomian daerah hal ini diatur dalam UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM secara tegas menyatakan “Pemerintah dan pemerintah daerah telah diamanatkan agar memfasilitasi pemberdayaan UMKM di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran sumberdaya manusia, serta disain, dan teknologi. Hal tersebut direalisasikan pemerintah dengan meningkatkan anggaran promosi dan kampanye penggunaan produk-produk unggulan UMKM yang berbasis lokal dan budaya yang disinergiskan dengan pemerintah propinsi dan kabupaten/kota sehingga manfaatnya bisa dirasakan UMKM.

2. KUR
Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu program pemerintah dalam memberdayakan masyarakat miskin yang dikenalkan 5 November 2007. Program ini merupakan program dengan memberikan dana kredit bergulir yang cukup besar demi kelangsungan UKM. Diharapkan dari jalanya KUR ini para pengusaha mampu menyerap tenaga kerja sebagai subjek yang harus berdaya dan mandiri. KUR biasanya diberikan kepada debitur melalui bang penyalur yang ditunjuk seperti BPD, BI dengan suku bunga pengembalian lebih dari 10 %. Permodalan yang didapatkan oleh debitur hingga di atas 150 juta tiap pengusaha.

3. PKBM
Program ini merupakan program yang cukup lama diadakan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam pembekalan life skill masyarakat. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) memiliki beberapa sasaran yang menjadi subjek pengembangannya baik dari kalangan masyarakat yang berkeluarga maupun para siswa dan mahasiswa yang ingin memilik suatu keterampilan dalam menghasilkan suatu produk yang bernilai jual tinggi dengan bahan dasar limbah ataupun bahan mentah lainnya. Sebagai contoh sebuah PKBM yang ada di daerah Cirebon dengan nama PKBM GAJAH MADA tepatnya di Jalan Diponegoro depan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Cirebon banyak menghasilkan lulusan yang berkualitas dan kompeten sehingga mampu mandiri dalam menopang perekonomian keluarga. Produk-produk yang dikembangkannya ialah membuat peralatan rumah tangga yang unik dengan bahan dasar limbah dan membuat karya-karya etnis Cirebon seperti patung, topeng Cirebon, dan lainnya Bahkan produknya sudah merambah ke Mancanegara.

4. PMW
Program pemberdayaan masyarakat juga tidak terbatas sasarannya orang-orang yang sudah memiliki keluarga saja, akan tetapi kaum muda dan para pelajar pun mendapat jamahan dalam hal ini demi mempersiapkan kehidupan yang lebih mandiri. Pemerintah mulai mengepakkan sayapnya mencetak entrepeneut-entrepenur muda dari kalangan pelajar yang dicanangkan oleh direktorat Jendrala Pendidikan Tinggi (DIRJEN DIKTI) dengan baru-baru ini mengadakan program pemberdayaan dengan sasaran para mahasiswa agar mampu dan memiliki life skill yang berkompeten. Pelaksanaan program ini rupanya muncul dari rasa keprihatinan semakin tingginya angka pengangguran intelek di negara kita khususnya dari kalangan lulusan mahasiswa dan banyak para lulusan yang bekerja bukan pada bidangnya. Kemungkinan tingkat pengangguran terdidik selain croditnya penyerapan tenaga kerja di instansi/ d perusahaan mereka juga meresa gengsi untuk memulai usaha dari bawah misal jadi tukang jual Nasi Goreng, karena pekerjaan tersebut dianggap hina.

Teknis pelaksanaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) ini DIRJEN DIKTI menyediakan dana bergulir sebesar 1 miliar untuk setiap perguruan tinggi ngeri yang akan diberikan kepada mahasiswa kurang lebih sebanyak 100 orang untuk merintis usahanya, dan masing-masing mahasiswa mendapat modal sebesar 7 hingga 8 juta per mahasiswa. Adapun mekanisme pemilihan mahasiswa yang akan diberikan dana bergulir ini diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi terkait sebagai contoh UPI tahun ini mengambil dana ini dengan program PMW pihak UPI melakukan beberapa tes seperti psikotes dan wawancara.
Segala kegiatan terkait mekanisme juga menyerap biaya penyusutan untuk pelaksanaan seleksi, pendidikan, dan magang sebesar 200 juta sehingga dana yang tersedia untuk di gulirkan berkurang menjadi 800 juta. Adapun aspek yang dilatih dan diperhatikan dalam pelaksanaan program ini ialah mahasiswa dilatih untuk memiliki mental wirausaha, mental tersebut menyangkut pola pikir, sikap, karakter, dan nila tidak hanya dalam arti sempit menjadi wirausaha mandiri. “Yang tidak kalah penting mengembangkan kewirausahaan dalam arti luas pada kegiatan kemahasiswaan. Wirausaha mesti dipandang pula sebagai tata pikir dan motivasi diri” kata rektor UPI Sunaryo Karta Dinata (Kompas:29 April 2009). Keberhasilan program semacam ini tentulah harus melibatkan beberapa pihak terkait, seperti para pelaku UMKM sebagai sumber inspirasi mahasiswa, Bank Indonesia sebagai sumber peminjam dana UMKM, dan pihak intern kampus sebagai pelaksana program dengan pengawasan yang efektif juga tidak kalah penting menjamin keberhasilan pelaksanaan program ini.

Semua program pemberdayaan masyarakat dilakukan pemerintah sebagai langkah konkret mengatasi pengangguran dan kemiskinan, agar masyarakat tidak lagi memiliki posisi sebagai objek namun dibina menjadi subjek yang mampu memberdayakan diri, lingkungannya dan bahkan orang lain dengan menyerap tenaga kerja. Semua itu demi memperkuat laju perekonomian bangsa yang sekarang ini terjajah oleh banyaknya produk luar negeri yang masuk ke Indonesia secara bebas.









BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Era globalisasi perdagangan bebas sudah mulai terasa dampaknya oleh negara kita dengan masuknya produk luar secara bebas ke negara kita akibat ulah beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. Tidak dipungkiri bahwa perdagangan bebas membuahkan dampak positif bagi negara kita namun dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan ini rupanya tidak sebanding dengan dampak positifnya, apalagi berhembus isu penjelmaan kepentingan suatu negara melakukan perdagangan regional dengan negara-negara islam membawa misi-misi busuk yang dapat menghancurkan akidah dan persatuan dengan hadirnya strategi 3F yang belum banyak yang disadari oleh memasyarakat kita ini.

Oleh karena itu demi meningkatkan kewaspadaan, hal demikian kita harus mengantisipasi dan meminimalisir penggunaan produk tersebut dengan tidak membiarkan sikap konsumtif yang berlebihan tetapi harus mampu bersifat inovatif dan produktif. Upaya konkret pemerintah pun dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan sekarang sudah mulai muncul dengan mencanangkan program pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat mandiri dan sejahtera. Karena jika masyarakat bangsa kita mampu untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat tentunya tidak ada ruang lagi bagi produk asing apalagi produk asing yang mengandung zat berbahaya bagi kelangsungan hidup konsumennya.








B. Saran
Dalam pembahasa ini kami selaku penulis makalah ingin menyampaikan beberapa saran yang ditunjukkan bagi rekan seperjuangan khususnya para pembaca pada umumnya. Adapun sarannya ialah:
1. Cintailah produk dalam negeri dengan hanya membeli produk pasar tradisional dan produk lokal.
2. Kurangilah sifat konsumtif berlebihan dan berupayalah agar mau menciptakan inovasi produk baru yang bernilai jual tinggi.
3. Waspadalah terhadap bahaya yang ditimbulkan produk 3F negara kafir kepada negara kita.
4. Hati-hatilah dalam setiap pembelian barang lihat kandungan bahan dan tanda ekspansinya.
5. Manfaatkanlah barang yang menurut orang lain kurang bernilai jual seperti barang bekas menjadi barang yang bernilai jual tinggi.
6. Benahilah mental kita sebagai mahasiswa jangan hanya mengharapkan satu yang belum pasti.
7. Berjuanglah dan pantang menyerah serta bekerja keraslah dalam segala sesuatu, setiap perjuangan tentulah harus ada pengorbanan.
8. Bacalah keadaan dan carilah hikmah dari semua isi makalah ini.
9. Terimakasih atas segala perhatiannya.











DAFTAR PUSTAKA

A-167.(2009).”Mahasiswa Tak Memiliki Menejemen Keuangan” Pikiran Rakyat
(30 april 2009)

Jon. (2009). “Mahasiswa UPI Dilatih Menggeluti Wirausaha”. Kompas (9 April
2009)

http://detik.com

http://kompas.co.id/kompas-cetak/03-10./01.opini/594605.htm

http://old.bappenas.go.id/modulles.php?op=mod_load& nmae=news&fie+article$
sid=308

Ratnaningsih, U. O. (1998). “Perspektif Global” Pekan Baru: DEPDIKBUD

0 komentar:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com