Selasa, 10 Juni 2008

NGALAP BAROKAH KIYAI YUK,,,!

Demikianlah kata-kata yang sering dilontarkan oleh Para Santri di sebuah Pondok Pesantren. Tentunya kita yang bukan sebagai seorang santri bertanya apa sich dan bangaimana cara kita ngalap (mencari) barokah dari seorang kiyai di pondok pesantren?. Oleh karena itu saya akan berbagi kisah pengalaman seseorang di desa saya dengan Anda sekalian. bolehkan Yuk marie,,,!!!
Kisah ini menceritakan tentang seseorang yang hidup di Desa Hulubanteng yang bernama Hanna(nama samaran). Dia anak dari seorang janda yang sudah lama ditinggalkan suaminya. Hanna dan Ibunya tinggal di rumah neneknya yang sudah tua renta. Hanna sangat giat belajar baik pelajaran umum ataupun agama, tetapi meskipun Dia juara kelas di sekolahnya, dia tertunda untuk melanjutkan studinya karena tidak sanggup membiayai untuk membayar SPP.
Seseorang tetangganya yang merasa kasihan dengan nasib Hanna mempunyai niat mulia untuk memondokannya di Pondok Pesantren Buntet untuk mengabdi pada seorang Kiyai. Ketika di pesantren kegiatan Hanna berbeda dari para Santri lainya, terlihat dari aktifitasnya tiap hari ketika yang lain mengaji Hanna malah mencari rumput buat kambing kiyai, mengisi bak mandi dan melakukan pekerjaan lainya. Tetapi walaupun demikian Dia ikhlas menjalankan semua itu. Setelah bertahun-tahun mengabdi di desa tersebut untuk Kiyai, sang Kiyai merasa kasihan ddengan Hanna sehingga Dia diperintahkan oleh Kiyainya untuk mondok di Pondok Pesantren Liroyo jawa timur pondokan penghafal Al-Qu’an. Disana dia diperlakukan sama seperti santri-santri lainya untuk menjalankan kegiatanya yaitu menghafal Al-Qur’an. Hanna sangat giat menghafal Al-Quran disana.
Setelah beberapa tahun di Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur Hanna pulang ke desa dengan membawa berbagai ilmu dari pondoknya. Saat ini Hanna telah menjadi orang yang sukses baik hartannya maupun ilmunya. Dia menjadi seorang Kiyai besar di Desa Hulubanteng.
Demikianlah cerita yang saya bagi untuk Anda semoga dapat mengambil hikmah dari apa yang telah saya ceritakan. Sedikit kata bijak “ungdzur maa Qolla walaa tangdzur man Qolla” liatlah apa yang dibicarakan jangan liat siapa yang berbicara. Billahitaufik.


Blogspot Template by Isnaini Dot Com