Minggu, 14 Juni 2009

TANGANI GLOBALISASI PERDAGANGAN BEBAS DENGAN WIRAUSAHA YANG BERKUALITAS

A. Latar Belakang
Pada prinsipnya manusia merupakan produsen sekaligus konsumen dari setiap produk yang diciptakannya. Karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas, maka manusia tidak pernah berhenti melakukan produksi suatu barang dan menggunakan produk yang dibutuhkannya. Namun, segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan demi pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini rupanya mengalami kekurangan sehingga barang yang diperlukan kerap kali tidak terdapat di sekitar wilayahnya, keadaan ini memaksa manusia untuk melakukan hubungan kerja sama antar manusia-manusia lainnya baik dalam pengadaan sumberdaya, maupun hanya untuk saling menukarkan barang kebutuhannya.

Kerja sama yang dilakukan manusia dengan manusia lainnya dengan cara melakukan transaksi kita sebut dengan nama perdagangan. Perdagangan erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran yaitu usaha seseorang untuk menawarkan produk kepada seseorang lainnya demi memperoleh keuntungan. Dalam hukum ekonomi kita mengenal adanya kaitan antara “penawaran/ supplay” dan “permintaan/ demang”. Hukum ini menyatakan “Bila penawaran terhadap suatku produk tetap/ turun sementara permintaan naik, maka harga produk akan naik/ mahal. Sebaliknya bila penawaran naik sementara permintaan turun, maka harga produk akan turun/ murah”. Sebagai contoh misalkan stok sebuah kerudung Muslimah di pasaran terbatas sementara banyak konsumen yang menyukai kerudung tersebut dan ingin membelinya, maka harga kerudung tersebut akan melonjak tinggi. Tetapi jika kehadiran kerudung Muslimah tidak terbatas dan diproduksi dalam jumlah besar sementara peminatnya kurang maka kerudung tersebut akan mengalam penurunan harga demi mengimbangi agar lakunya kerudung tersebut.

Berbicara masalah perdagangan kita sebagai mahasiswa hendaknya membuka cakrawala dan mencoba untuk berpikir luas ternyata perdagangan pun dilakukan dalam hubungan regional antar negara yang umumnya kita mengenal dengan kegiatan ekspor impor barang. Misal Indonesia mengirim hasil laut ke Jepang, produk Cina masuk ke Indonesia seperti makanan, sepeda motor, dan lainnya. Semua itu esensinya adalah bentuk perdagangan, namun memiliki lingkup luas antar negara. Kerja sama tersebut memiliki maksud dan tujuan agar kedua belah pihak memperoleh keuntungan dari hasil kerja sama tersebut.

Pelaksanaan perdagangan regional antar negara dalam kaitannya masalah masuknya suatu produk ke suatu negara, tentunya harus melewat sistematika perizinan yang prosesnya cukup rumit dengan penjagaan yang ketat dari beberapa instansi yang menangani masalah tersebut. Instansi yang menangani perizinan masuknya barang dari pelabuhan ialah Bea Cukai. Namun pada kenyataannya akhir-akhir ini banyak produk luar yang masuk ke negara kita dengan bebas tanpa melewati izin lagi. Imbasnya produk tersebut jumlahnya sangat banyak dan tidak terbatas di pasaran dan akhir-akhir ini banyak produk ilegal yang mengandung berbagai macam zat yang berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi terus menerus. Menyikapi fenomena demikian kita timbul pertanyaan siapa yang harus bertanggung jawab dalam hal ini? Dan siapa oknum menjadi tersangka dalam hal ini? Mungkin, semua itu yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan pihak terkait demi membenahi kesalahan infrastruktur yang ada saat ini.

Terlepas dari masalah mudahnya manipulasi perizinan, keberhasilan produk asing ilegal di pasaran Indonesia juga disebabkan beberapa faktor yang datang dari mental warga negara itu sendiri, di antaranya masyarakat Indonesia lebih mementingkan murahnya harga suatu produk dibandingkan dengan kualitasnya. Padahal dampak yang ditimbulkan oleh produk yang mengandung zat berbahaya akan lebih merugikan bila dibandingkan selisih harga yang diperjuangkan itu. Selain itu masyarakat Indonesia sebagian besar masih terlena dan manja dengan kebiasaan bersifat konsumtif tanpa berpikir inovatif untuk menciptakan produk. Padahal kalau kita bandingkan potensi negara kita dengan negara Jepang yang daratannya 90% itu pegunungan es, kemajuan mereka bisa puluhan kali lipat dari kemajuan negara kita. Sementara negara kita yang kaya akan sumberdaya alamnya masih terlena dengan kenikmatan sesaat ini.

Selain sikap konsumtif penduduk Indonesia juga mempunyai menyenangi sesuatu yang instan dalam segala hal. Contoh kecil saja, dalam mencuci baju mahasiswa banyak yang mencucikannya di Laudry baju yang mendidik sifat malas. Sifat instan ini juga tercermin pula dari sebagian besar sebagian besar warga negara Indonesia khususnya mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi banyak yang tujuan hidupnya berambisi menjadi PNS karena tergiur dengan gaji berkala tiap bulan dan pensiunan seumur hidupnya. Padahal kalau kita lihat sekilas mengenai hikmah dari orang Cina yang menyebar di seluruh belahan negara di dunia, mereka tidak berambisius menjadi PNS tetapi penghasilnya berpuluh-puluh kali lipat dari PNS itu sendiri. Mereka memprioritaskan dirinya dan anak anaknya menjadi seorang wirausaha yang handal.

Sudah sepatutnya kita memetik hikmah dan menuntut ilmu ke negeri Cina seperti sabda Rosulullah SAW “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Cina”. Demi menangani globalisasi perdagangan bebas, sudah selayaknya warga negara Indonesia mengubah kebasan sifat konsumtifnya dengan menanamkan jiwa wirausaha pada setiap dirinya untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan lingkungannya. Masyarakat juga harus mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah ruah ini menjadi produk yang berdaya guna untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, sehingga tidak ada ruang untuk produk ilegal luar negeri yang tidak berkualitas dan membawa dampak yang buruk bagi kelangsungan konsumennya.

B. Rumusan Masalah
Setelah melihat pemaparan latar belakang di atas, kami merumuskan beberapa hal yang dijadikan rumusan masalah dalam makalah ini antara lain.
1. Apa saja masalah terkait dengan Fenomena Era globalisasi dalam bidang ekonomi?
2. Bagaimana perilaku ekonomi masyarakat Indonesia ?
3. Hikmah apa yang dapat kita ambil dari sepak terjang perdagangan Cina?
4. Bagaimana hubungan Antara SDM dan SDA bangsa kita?
5. Program apa yang dicanangkan pemerintah terkait pemberdayaan masyarakatnya menuju kesejahteraan dan kemandirian?

C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan suatku makalah, tentunya harus memiliki beberapa hal yang direncanakan sebagai tujuan penulisan. Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah.
1. Mengetahui berbagai masalah terkait era globalisasi dalam bidang ekonomi.
2. Menyadari perilaku ekonomi masyarakat Indonesia yang harus kita benahi.
3. Memetik Hikmah dari sepak terjang perdagangan Cina.
4. Menyadari potensi SDM dan SDA bangsa kita.
5. Mengenal beberapa Program pemberdayaan masyarakat menuju kesejahteraan yang dilakukan pemerintah dan pihak terkait.

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini berjudul “tangani Globalisasi Perdagangan Bebas dengan Wirausaha Berkualitas” terdiri dari tiga bab. Bab I merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang, masalah rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Bab II merupaku bab isi yang memuat bahasan mengenai fenomena era globalisasi dalam bidang ekonomi, prilaku ekonomi masyarakat Indonesia, memetik hikmah dari sepak terjang perdagangan Cina, antara SDM dan SDA bangsa Indonesia, program pemberdayaan masyarakat menuju kesejahteraan. Dan bab III merupakan bab penutup memuat tentang kesimpulan dan saran.



BAB II
ISI

A. Fenomena Globalisasi dalam Bidang Ekonomi
Bidang ini merupakan bidang yang paling menonjol dalam hal globalisasi, karena terkait 2 hal fungsi manusia sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen bagi barang dan jasa demi terpenuhinya kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Kedua posisi tersebut menjadikan manusia sebagai pihak yang melakukan perdagangan demi mencapai keuntungan antar kedua belah pihak. Terkait masalah perdagangan tentu terkait pula masalah penawaran dan permintaan seperti yang telah disinggung dalam latar belakang di atas, dengan hukum yang menyatakan “bila penawaran suatu produk tetap/ turun sementara permintaan naik, maka harga produk akan naik/ mahal pula. Sebaliknya bila penawaran suatu produk naik sementara permintaan turun, maka harga produk akan menjadi turun/ murah. Dalam kaitannya dengan perdagangan regional antar negara contohnya pada waktu produksi kopi di suatu negara katakanlah Brasil mengalami kegagalan sebaliknya terjadi permintaan yang besar oleh negara lain yang mengonsumsi kopi tersebut, maka harga kopi Brasil akan melonjak tinggi di pasaran. Sebaliknya jika suatu produk misalnya cokelat di melimpah sedangkan permintaan negara lain sebagi konsumen menurun drastis, maka harga cokelat Australia akan mengalami penurunan yang drastis pula.

1. Strategi Perdagangan
Pada era globalisasi sistem produksi dan distribusi akan melampaui batas demi meningkatkan pendapatan suatu negara. Segala strategi pemasaran dilakukan untuk memasarkan produk mereka dengan berbagai cara, misalkan gencarnya penyajian iklan baik lewat televisi maupun media cetak dan elektronik lainnya. Iklan-iklan tersebut gencar memperkenalkan produk-produk yang cakupannya global seperti yang sekarang terjadi di Indonesia, masyarakat tren memburu makanan siap saji seperti Mc Donal, KFC, Donkin Dunat dan lainnya. Produk pakaian dengan strategi pengiklanan memanfaatkan model sebagi tran setter para artis terkenal sebagi media pemasarannya. Juga produk musik yang sekarang menjamur dalam acara- acara televisi seperti Dahsyat, Dering, Inbox, Mantap, 60 Menit dan sebagainya. Berkembangnya pemasaran bebas ini akan memungkinkan terjadinya peningkatan mobilisasi manusia secara fisik yang akan membuahkan dampak ekspansi besar-besaran.

Selain menerapkan strategi dagang baik dalam inovasi produksi barang maupun strategi pengiklanan produk, setiap negara sebagai produsen suatu barang yang akan dipasarkan ke negara lain, mereka harus melakukan kajian mengenai budaya setempat yang menjadi sasaran pasar. Dengan mengenal budaya bangsa lain keberhasilan pemasaran suatu produk akan tercapai, karena kesesuaian selera konsumen yang menjadi sasaran pasar terpenuhi, diimbangi dengan kebutuhan akan produk tersebut. Sehingga kemampuan membaca selera pasar sesuai sasaran dan budaya bangsa menjadi salah satu resep keberhasilan pemasaran suatku produk itu sendiri. Sebagai contoh produk Hotdog yang asalnya dari Amerika masuk ke pasar Indonesia. Karena produk ini harus mengikuti kesesuaian dengan budaya bangsa kita, maka yang semula menggunakan daging anjing dengan nama “Hotdog” diubah namanya menjadi “Hotdok” dengan daging sapi. Selain cara demikian, beberapa trik iklan pun ikut berperan dalam membangun kepercayaan konsumen misalkan terhadap sesuatu produk yang diragukan kehalalannya, seperti beberapa tahun yang lalu produk Ajinomoto pernah berhembus mengandung minyak babi, demi membangun kepercayaan konsumen maka iklan Ajinomoto disajikan dengan menggunakan model iklannya seorang ustad Dedi Mizwar sebagai figur yang telah dikenal islami oleh masyarakat.

2. Siasat Kepentingan dalam Perdagangan
Hubungan perdagangan regional antara negara ternyata tidak hanya memiliki tujuan sebatas mendapatkan devisa/ penghasilan untuk negara demi memperkuat perekonomian negara tersebut. Tetapi dalam fenomenanya ternyata segala bentuk kepentingan pun sering disisipkan dalam pemasaran produk itu sendiri baik kepentingan politik, hukum, maupun agama. Pada bab ini kami hanya menyoroti tentang kepentingan masalah agama saja.
Dalam kaitannya dengan globalisasi perdagangan dunia, kepentingan kelompok tertentu akan disisipkan seperti isu-isu yang sekarang gencar berkembang yaitu negara-negara kafir melakukan perang pemikiran/ gizwul fikr untuk menghancurkan kaum muslimin di seluruh belahan dunia dengan menggunakan siasat 3F singkatan dari “food, fesion dan film” agar akidah dan persatuan kaum muslim terkikis dan akhirnya kaum muslim akan bercerai berai dan hancur, naudzubillah...

Kata yang pertama dalam siasat 3F ialah “Food“ maksudnya dalam produk makanan biasanya mereka mencampurkan dengan bahan-bahan yang merusak jaringan otak dan haram dikonsumsi umat muslim. Sehingga dampaknya otak mereka terganggu dan ketagihan dengan makanan haram tersebut. Kedua “Fession” produk ini menggunakan model sebagai trend setter yang menjadi idola masyarakat yaitu cara berpakaian artis-artis yang ditiru misalnya yang sekarang berkembang celana pensil, bikini, celana jablai, celana bojes, dsb. Kata yang ketiga ialah “film” terkait produk ini biasanya produsen menyesuaikan jenis film dengan sasaran penikmat dibumbui trik agar terkesan sesuai norma dan tidak melanggar hukum yang berlaku di suatu negara tersebut. Misal dikalangan anak-anak mereka disodori kartun yang kurang mendidik seperti sincan, spongbob dll bahkan film anak-anak santri juga dikemas seolah-olah mengajarkan kebaikan seperti “Si Entong” yang ditayangkan pada jam sholat Magrib dan mendidiki anak mempermainkan firman Al-qur’an menjadi kalimat ajaib. Anak remaja biasanya disodori program relity show seperti cinta monyet yang imbasnya mewajarkan perbuatan seperti ciuman, pelukan, hingga ML dalam pacaran. Untuk ibu-ibu biasanya yang lagi tren sekarang ialah sinetron yang alur cerita kehidupannya jauh dari perilaku bangsa Indonesia yang bermoral. Demikianlah kepentingan kelompok yang dikemas secara apik alam suatku produk dagang sebagai bahaya dari globalisasi perdagangan bebas dunia yang mulai terasa. Sebagai umat muslim kita harus waspada dan kontrol diri agar tidak masuk ke dalam jurang kenistaan akibat ulah pihak terlaknat.


B. Prilaku Ekonomi Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia sebenarnya adalah masyarakat yang memiliki potensi yang sangat beragam. Mereka dapat menjadi penggerak perekonomian bangsa melalui karya-karyanya yang bernilai tinggi. Terbukti dengan beberapa kelompok yang menggeluti usaha industri kreatif yang dapat menembus pasar Manca Negara dan dapat menghasilkan devisa negara yang cukup besar. Namun, perkembangan kelompok-kelompok semacam ini rupanya masih terhitung dan belum merata keberadaannya. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yang sangat esensial dalam pembinaan masyarakat terutama terkait dengan sumberdaya manusianya. Warga Indonesia banyak memiliki kebiasaan sifat konsumtif dalam penggunaan barang tanpa memikirkan inovasi produksi demi meningkatkan penghasilan ekonomi diri dan lingkungannya. Masyarakat Indonesia umumnya menyukai hal-hal yang instan terbukti dari makanan saja yang sekarang lagi tren makanan cepat saji yang peminatnya sangat bejibun. Mental demikian yang menjadikan masyarakat kalangan bawah malas berusaha dan kalangan atas berfoya-foya sehingga pantas kalau di negara kita terlintas kalimat seperti dalam lagu Roma Irama “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”.

Paradigma berpikir masyarakat kita hampir tidak ada yang ingin menjadi seorang pengusaha, khususnya dari kalangan orang terdidik bangsa kita. Penyebabnya tidak lain karena kemalasan dan rasa takut mengambil risiko untuk berjuang dari nol apabila menjadi seorang pengusaha. Masyarakat Indonesia juga pada umumnya menaruh simpati lebih besar pada profesi-profesi yang secara praktis terlihat eksklusif seperti dokter, Akuntan, Pengacara, dibanding dengan wirausaha. Keadaan ini lebih diperburuk dengan sistem pendidikan kita yang cenderung mengabaikan pelajaran kewirausahaan dan kepemimpinan serta hanya memusatkan pada kompetensi hard skill saja. Padahal lembaga survei menyatakan keberhasilan seseorang yang dikarenakan hard skill hanya 20% dan 80% adalah soft skill yaitu kemampuan berbicara seseorang. Keadaan ini sungguh menjadi kendala dalam pengembangan masyarakat mandiri bangsa demi mengentaskan kemiskinan.
C. Menuai Hikmah dari Sepak Terjang Cina
Negeri Cina merupakan negeri yang jumlah penduduknya paling padat di dunia. Sehingga penduduknya banyak yang merantau ke negeri orang di seluruh belahan dunia. Kalau ingat kata etnis Cina erat kaitannya dengan aktivitas perdagangan karena perkembangan usaha ini sudah dimulai sejak jaman dahulu. Cina merupakan negara yang maju dengan hal tersebutnya sehingga kekuatan perekonomian Cina menempati urutan yang ke empat di seluruh dunia. Melihat hal tersebut hendaknya kita sebagai warga belajar mampu mengambil pelajaran dari hal yang dilakukan orang Cina hingga keberadaan mereka diperhitungkan oleh pasar dunia seperti layaknya sebuah hadis Rosulllulah yang bersabda ”Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina”. Apa sih yang menjadi dasar mengapa kita harus jauh-jauh menuntut ilmu di negara Cina, rupanya negeri Cina adalah negeri yang banyak memiliki potensi, tetapi dari berbagai potensi yang paling menonjol dari Cina ialah perdagangannya.

1. Strategi Dagang Cina
Di saat negara kita sedang berjuang mati-matian untuk meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Di lain pihak Cina justru mengalami penekanan dari dunia agar mau mengembangkan nilai mata uangnya yang dinilai/ dipatok terlalu rendah. Pematokan nilai yuan yang sudah dilakukan sejak tahun 1994 ini, mendapat protes karena dianggap menjadi penyebab utama miringnya harga produk-produk Cina di pasaran dunia (Sarniangto:2004). Kekhawatiran tersebut memang beralasan mengingat hampir seluruh produk-produk yang berlabel Made in Cina mendominasi di pasar dunia, mulai dari peniti sampai seperangkat alat elektronik canggih semuanya ada. Banyak faktor yang mendorong Cina seperti sekarang ini dimana dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% setiap tahannya telah mengatarkan Cina sebagai salah satu raksasa perekonomian dunia.

Cina bisa begitu produktif menghasilkan produk-produk yang berkualitas yang sangat diterima oleh pasar dunia. Hal ini menjadi faktor lain kesuksesan perdagangan Cina, bahkan pendagangan Cina menduduki peringkat ke empat setelah negara maju lainnya seperti AS, Jerman. dan Jepang (Pikiran Rakyat: Oktober 2004). Ternyata selain aliran modal asing dan teknologi tinggi yang justru menarik para pengalaan Cina adalah besarnya peranan usaha kecil menengah (UKM) dan bisnis swasta daerah sebagai Township and Villase Entrepeneris (TVEs) yang dapat menopang kekuatan ekspornya.

2. Pentingnya Peranan TVEs
Sumbangsih TVEs rupanya tidak bisa disepelekan dalam perekonomian Cina. Asalnya TVEs yang semula merupakan industri pedesaan yang digalakan oleh pemerintahan Cina demi meningkatkan penghasilan dan penyerapan tenaga kerja. Akibatnya dari tahun ke tahun pengangguran kerja semakin berkurang dan pada tahun 1990’an program ini mampu menyerap setengah dari tenaga kerja di pedesaan Cina. Setelah mengalami pasang surut program TVEs ini akhirnya menemukan kejayaannya hingga program semacam ini ditiru oleh beberapa negara seperti Indonesia dengan PNPM-nya ataupun DIRJEN DIKTI dengan PMW-nya, demi meningkatkan mental warga negaranya menjadi seorang yang berjiwa entrepeneurship handal. Program pemberdayaan UKM diterapkan di negara kita ini karena ternyata perkembangan UKM memiliki peran penting demi meningkatkan kestabilan perekonomian bangsa.

3. Rintisan Perekonomian Cina
Apa yang dinikmati oleh Cina sekarang dari industrinya terutama TVEs merupakan hasil yang diupayakan selama bertahun-tahun. Sejak tahun 1986 dari mulai penelitian dan pengembangan usaha pun dimulai yang menghasilkan program pembentukan New Teknologi Entreprises (NTEs) dengan perusahaan yang bersifat perusahaan berskala besar, namun ke depanya memiliki peran dalam basis perkembangan teknologi untuk industri-industri kecil dan menengah. Setelah NTEs berhasil pemerintah Cina mulai mendukung program TVEs sebagi pilot projek dengan kebijakan utama yang terdiri dari 3 kegiatan utama berangkai. Pertama, memberikan pelatihan bagi 200.000 pemuda desa setiap tahunya berupa satu atau dua teknik/skill yang dapat diterapkan sesuai dengan potensi daerahnya. Kedua, membentuk lembaga riset di tingkat pusat dan propinsi guna membangun peralatan teknologi yang siap pakai di pedesaan. Dan ketiga, mendirikan 500 TVEs yang berkualitas sebagai pilot proyek (Pamuji:2004).

Pemerintah Cina juga berusaha menempatkan sebagai pelayan dengan menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan industri mulai yang paling esensial dari usaha yaitu birokrasi perizinan yang mudah dan cepat. Hanya dengan waktu 40 hari para pengusaha dapat memulai usahanya dengan perizinan yang lengkap bila dibanding dengan Indonesia yang membutuhkan 151 hari untuk menunggu perizinan usaha dan juga masih juga harus melewati birokrasi yang rumit (www.suaramerdeka.com).

4. SDM Terbaik Cina
Dalam hal SDM untuk dunia usaha Cina juga tidak tanggung-tanggung dalam mengarahkan orang-orang terbaiknya untuk menjadi pengusaha yang handal. Sejak tahun 1990-an Cina telah mengirimkan tenaga muda terbaiknya untuk belajar di beberapa universitas ternama di Amerika untuk mempelajari sistem ekonomi terbuka dan kebijakan pemerintah barat walaupun Cina masih menerapkan sistem ekonomi yang relatif tertutup. Sebagai hasilnya Cina saat ini telah memiliki jaringan perdagangan yang sangat mantap dengan Amerika serikat bahkan memperoleh status sebagai The Most Prefered Trading Partner.

D. Antara SDM dan SDA Bangsa Indonesia
Indonesia merupakan negara yang mempunya kekayaan alam yang melimpah ruah karena kawasannya berada di sekitar garis khatulistiwa serta ditumbuhi oleh pepohonan yang hijau sehingga Indonesia dijuluki jamrud khatulistiwa. Tanah kita merupakan tanah yang sangat subur segala jenis tanaman dapat tumbuh di negara kita ini seperti layaknya syair sebuah lagu “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Selain kaya dengan sumber daya alamnya letak geografis Indonesia juga sangat strategis karena diapit oleh dua benua dan dua samudra hingga Indonesia menjadi tempat transit perdagangan dunia. Namun kekayaan alam dan kondisi geografis bangsa kita rupanya belum bisa menjadikan bangsa kita seperti negara maju lainnya. Mungkin hal ini terkait sumber daya manusianya yang masih perlu mendapat pembenahan lebih lanjut agar mampu menjadi manusia yang mandiri dan berdaya. Masalah utama terkait SDM bangsa Indonesia seperti yang telah disebutkan di atas bangsa kita masih terlena dengan kondisi yang nyaman dan serba instan. Warga negara kita masih yang miskin membudayakan sifat kemalasan dan tidak mau bekerja keras dari bawah untuk merintis usaha untuk menopang ekonominya, kebanyakan warga negara hanya bersifat konsumtif tanpa memikirkan inovasi produktif.

Warga negara Indonesia sebenarnya mempunya banyak potensi yang sangat bagus demi meningkatkan kesejahteraan. Terbukti sudah banyaknya industri kreatif yang berkembang saat ini seperti di daerah Bandung yang terkenal sebagai rajanya industri kreatif. Tapi ironisnya potensi tersebut belum dimiliki oleh sebagian besar masyarakatnya untuk terjun ke dalam dunia wirausaha. Mereka memandang bahwa pekerjaan wirausaha adalah pekerjaan yang tidak jelas dan tidak pasti. Masyarakat Indonesia khususnya kaum terdidik biasanya hanya melihat profesi yang instan dan eksklusif saja seperti dokter, pengacara, polisi dsb. Hampir tidak ada dari mereka yang bercita-cita menjadi pengusaha, padahal profesi ini sangat berpengaruh dalam memperkuat perekonomian suatku bangsa. Kekayaan alam kita seharusnya diiringi dengan kualitas sumberdaya alam yang mantap demi menuju kemandirian dan kesejahteraan kemudian terwujud pada kuatnya perekonomian bangsa kita.

E. Program Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kesejahteraan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/ meningkatkan kapasitas masyarakat baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. Upaya pemerintah dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat Indonesia rupanya tidak diragukan lagi namun isu ini menjadi baru digembar-gemborkan terbukti dari beberapa program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi pribadi yang mandiri dalam perekonomian. Adapun program-programnya di antara ialah.

1. PNPM MANDIRI
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM MANDIRI) ini merupakan program pemerintah dalam upaya menangani kemiskinan yang dilaksanakan sejak tahun 2007. Pengentasan kemiskinan yang tujuannya ialah masyarakat berdaya dan mandiri, program ini harus mampu melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi sehingga kehadiran masyarakat miskin ini tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan sebagai subjek dalam upaya penanganan kemiskinan dan pengangguran. Selain program ini mengentaskan kemiskinan ke depanya juga diharapkan agar mampu memperkuat pertumbuhan ekonomi suatu daerah sehingga tidak ada lagi desa-desa yang tertinggal di daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi kegiatan PNPM ini harus dapat diwujudkan dengan matang agar tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan waktu yang cepat. Namun, umumnya program pemberdayaan masyarakat ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan masyarakat mandiri yaitu selama 5-6 tahun sehingga program ini akan dilaksanakan sekarang kurangnya sampai tahun 2015 kelak.

Ruang lingkup kegiatan PNPM pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat. Adapun lingkup kegiatannya yaitu meliputi:
• Penyediaan perbaikan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman sosial dan ekonomi secara kegiatan padat karya;
• Penyediaan sumberdaya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang besar diberikan bagi perempuan untuk memanfaatkan dana bergulir ini;
• Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia;
• Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah lokal melalui penyadaran kritis pelatihan, keterampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

Program PNPM ini merupakan program pengembangan UMKM demi memperkuat perekonomian daerah hal ini diatur dalam UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM secara tegas menyatakan “Pemerintah dan pemerintah daerah telah diamanatkan agar memfasilitasi pemberdayaan UMKM di bidang produksi dan pengolahan, pemasaran sumberdaya manusia, serta disain, dan teknologi. Hal tersebut direalisasikan pemerintah dengan meningkatkan anggaran promosi dan kampanye penggunaan produk-produk unggulan UMKM yang berbasis lokal dan budaya yang disinergiskan dengan pemerintah propinsi dan kabupaten/kota sehingga manfaatnya bisa dirasakan UMKM.

2. KUR
Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu program pemerintah dalam memberdayakan masyarakat miskin yang dikenalkan 5 November 2007. Program ini merupakan program dengan memberikan dana kredit bergulir yang cukup besar demi kelangsungan UKM. Diharapkan dari jalanya KUR ini para pengusaha mampu menyerap tenaga kerja sebagai subjek yang harus berdaya dan mandiri. KUR biasanya diberikan kepada debitur melalui bang penyalur yang ditunjuk seperti BPD, BI dengan suku bunga pengembalian lebih dari 10 %. Permodalan yang didapatkan oleh debitur hingga di atas 150 juta tiap pengusaha.

3. PKBM
Program ini merupakan program yang cukup lama diadakan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam pembekalan life skill masyarakat. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) memiliki beberapa sasaran yang menjadi subjek pengembangannya baik dari kalangan masyarakat yang berkeluarga maupun para siswa dan mahasiswa yang ingin memilik suatu keterampilan dalam menghasilkan suatu produk yang bernilai jual tinggi dengan bahan dasar limbah ataupun bahan mentah lainnya. Sebagai contoh sebuah PKBM yang ada di daerah Cirebon dengan nama PKBM GAJAH MADA tepatnya di Jalan Diponegoro depan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Cirebon banyak menghasilkan lulusan yang berkualitas dan kompeten sehingga mampu mandiri dalam menopang perekonomian keluarga. Produk-produk yang dikembangkannya ialah membuat peralatan rumah tangga yang unik dengan bahan dasar limbah dan membuat karya-karya etnis Cirebon seperti patung, topeng Cirebon, dan lainnya Bahkan produknya sudah merambah ke Mancanegara.

4. PMW
Program pemberdayaan masyarakat juga tidak terbatas sasarannya orang-orang yang sudah memiliki keluarga saja, akan tetapi kaum muda dan para pelajar pun mendapat jamahan dalam hal ini demi mempersiapkan kehidupan yang lebih mandiri. Pemerintah mulai mengepakkan sayapnya mencetak entrepeneut-entrepenur muda dari kalangan pelajar yang dicanangkan oleh direktorat Jendrala Pendidikan Tinggi (DIRJEN DIKTI) dengan baru-baru ini mengadakan program pemberdayaan dengan sasaran para mahasiswa agar mampu dan memiliki life skill yang berkompeten. Pelaksanaan program ini rupanya muncul dari rasa keprihatinan semakin tingginya angka pengangguran intelek di negara kita khususnya dari kalangan lulusan mahasiswa dan banyak para lulusan yang bekerja bukan pada bidangnya. Kemungkinan tingkat pengangguran terdidik selain croditnya penyerapan tenaga kerja di instansi/ d perusahaan mereka juga meresa gengsi untuk memulai usaha dari bawah misal jadi tukang jual Nasi Goreng, karena pekerjaan tersebut dianggap hina.

Teknis pelaksanaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) ini DIRJEN DIKTI menyediakan dana bergulir sebesar 1 miliar untuk setiap perguruan tinggi ngeri yang akan diberikan kepada mahasiswa kurang lebih sebanyak 100 orang untuk merintis usahanya, dan masing-masing mahasiswa mendapat modal sebesar 7 hingga 8 juta per mahasiswa. Adapun mekanisme pemilihan mahasiswa yang akan diberikan dana bergulir ini diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi terkait sebagai contoh UPI tahun ini mengambil dana ini dengan program PMW pihak UPI melakukan beberapa tes seperti psikotes dan wawancara.
Segala kegiatan terkait mekanisme juga menyerap biaya penyusutan untuk pelaksanaan seleksi, pendidikan, dan magang sebesar 200 juta sehingga dana yang tersedia untuk di gulirkan berkurang menjadi 800 juta. Adapun aspek yang dilatih dan diperhatikan dalam pelaksanaan program ini ialah mahasiswa dilatih untuk memiliki mental wirausaha, mental tersebut menyangkut pola pikir, sikap, karakter, dan nila tidak hanya dalam arti sempit menjadi wirausaha mandiri. “Yang tidak kalah penting mengembangkan kewirausahaan dalam arti luas pada kegiatan kemahasiswaan. Wirausaha mesti dipandang pula sebagai tata pikir dan motivasi diri” kata rektor UPI Sunaryo Karta Dinata (Kompas:29 April 2009). Keberhasilan program semacam ini tentulah harus melibatkan beberapa pihak terkait, seperti para pelaku UMKM sebagai sumber inspirasi mahasiswa, Bank Indonesia sebagai sumber peminjam dana UMKM, dan pihak intern kampus sebagai pelaksana program dengan pengawasan yang efektif juga tidak kalah penting menjamin keberhasilan pelaksanaan program ini.

Semua program pemberdayaan masyarakat dilakukan pemerintah sebagai langkah konkret mengatasi pengangguran dan kemiskinan, agar masyarakat tidak lagi memiliki posisi sebagai objek namun dibina menjadi subjek yang mampu memberdayakan diri, lingkungannya dan bahkan orang lain dengan menyerap tenaga kerja. Semua itu demi memperkuat laju perekonomian bangsa yang sekarang ini terjajah oleh banyaknya produk luar negeri yang masuk ke Indonesia secara bebas.









BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Era globalisasi perdagangan bebas sudah mulai terasa dampaknya oleh negara kita dengan masuknya produk luar secara bebas ke negara kita akibat ulah beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. Tidak dipungkiri bahwa perdagangan bebas membuahkan dampak positif bagi negara kita namun dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan ini rupanya tidak sebanding dengan dampak positifnya, apalagi berhembus isu penjelmaan kepentingan suatu negara melakukan perdagangan regional dengan negara-negara islam membawa misi-misi busuk yang dapat menghancurkan akidah dan persatuan dengan hadirnya strategi 3F yang belum banyak yang disadari oleh memasyarakat kita ini.

Oleh karena itu demi meningkatkan kewaspadaan, hal demikian kita harus mengantisipasi dan meminimalisir penggunaan produk tersebut dengan tidak membiarkan sikap konsumtif yang berlebihan tetapi harus mampu bersifat inovatif dan produktif. Upaya konkret pemerintah pun dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan sekarang sudah mulai muncul dengan mencanangkan program pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat mandiri dan sejahtera. Karena jika masyarakat bangsa kita mampu untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat tentunya tidak ada ruang lagi bagi produk asing apalagi produk asing yang mengandung zat berbahaya bagi kelangsungan hidup konsumennya.








B. Saran
Dalam pembahasa ini kami selaku penulis makalah ingin menyampaikan beberapa saran yang ditunjukkan bagi rekan seperjuangan khususnya para pembaca pada umumnya. Adapun sarannya ialah:
1. Cintailah produk dalam negeri dengan hanya membeli produk pasar tradisional dan produk lokal.
2. Kurangilah sifat konsumtif berlebihan dan berupayalah agar mau menciptakan inovasi produk baru yang bernilai jual tinggi.
3. Waspadalah terhadap bahaya yang ditimbulkan produk 3F negara kafir kepada negara kita.
4. Hati-hatilah dalam setiap pembelian barang lihat kandungan bahan dan tanda ekspansinya.
5. Manfaatkanlah barang yang menurut orang lain kurang bernilai jual seperti barang bekas menjadi barang yang bernilai jual tinggi.
6. Benahilah mental kita sebagai mahasiswa jangan hanya mengharapkan satu yang belum pasti.
7. Berjuanglah dan pantang menyerah serta bekerja keraslah dalam segala sesuatu, setiap perjuangan tentulah harus ada pengorbanan.
8. Bacalah keadaan dan carilah hikmah dari semua isi makalah ini.
9. Terimakasih atas segala perhatiannya.











DAFTAR PUSTAKA

A-167.(2009).”Mahasiswa Tak Memiliki Menejemen Keuangan” Pikiran Rakyat
(30 april 2009)

Jon. (2009). “Mahasiswa UPI Dilatih Menggeluti Wirausaha”. Kompas (9 April
2009)

http://detik.com

http://kompas.co.id/kompas-cetak/03-10./01.opini/594605.htm

http://old.bappenas.go.id/modulles.php?op=mod_load& nmae=news&fie+article$
sid=308

Ratnaningsih, U. O. (1998). “Perspektif Global” Pekan Baru: DEPDIKBUD

Rabu, 31 Desember 2008

MAKALAH PKN UTS

KASUS SENGKETA INDONESIA-MALAYSIA
DALAM GEOPOLITIK WAWASAN NUSANTARA

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
















Oleh:
KELAS 2B
KELOMPOK 2

AGIL WIGIYANA 0701738/01
GINA OKTAFIANI 0701738/01
NINE FEBIANI 0701738/01
HENI NUR HALIMAH 0701738/01
NELYANA PAMUNGKAS 0701738/01
FINAL YOULAND 0701738/01





PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2008




KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,,,
Puji syukur atas ke-hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan dosen Bapak Drs. Dadang Kurnia. Dalam makalah ini kami membahas tentang “Kasus Sengketa Indonesia-Malaysia Dalam Geopolitik Wawasan Nusantara” yang berisi tentang Wawasan Nusantara dengan teori geopolitiknya dan seputar konflik sengketa pulau perbatasan antara Indonesia Vs Malaysia silam yang sempat mengancam terputusnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, untuk lebih jelasnya para pembaca dapat melihat lebih jauh isi makalah kami.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik dosen dan teman-teman sekalian. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih khususnya pada Bapak Drs. Dadang Kurnia yang telah memberi bimbingan dan dorongan kepada kami, serta bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi Anda semua selaku pembaca. Amin…

Sumedang, Desember 2008

Penulis












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II ISI 3
A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Wawasan Nusantara 3
B. Seputar Indonesia
C. Persengketaan Malaysia Vs Indonesia 5
D. Alasan Setiap Negara Memperluas Wilayah
E. Sikap Indonesia dalam Menghadapi Masalah
F. Sepercik Hikmah di Balik Kisah


BAB IV PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11






















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak pulau. Oleh karenanya Negara Indonesia disebut Negara Kepulauan, Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih Kepulauan dan dapat mencakup pulau–pulau yang lain. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan di antaranya. Karena banyaknya pulau-pulau yang di tempati oleh masyarakat yang berbeda latar belakang mengakibatkan timbulnya berbagai macam pula suku, ras, dan budaya. Hal ini menjadikan bangsa Indonesia harus berusaha menyatukan keberagaman tersebut, oleh sebab itulah muncul semboyan bangsa “Bineka Tunggal Ika” berbeda-beda tapi tetap satu tujuan.
Sebagai negara yang sedang mengalami perkembangan, Negara Indonesia juga memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada wujud Kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air.
Segala bentuk permasalahan kerap kali dihadapi bangsa kita, tidak hanya permasalahan yang timbul dari dalam negara Indonesia saja, tetapi juga sebagai bagian dari kesatuan negara seluruh dunia tentunya Negara Indonesia juga mempunyai tetangga yang memungkinkan timbulnya permasalahan dengan negara tetangga itu, seperti halnya dalam kehidupan masyarakat bertetangga pasti ada saja asam-manisnya hidup bertetangga. Namun sebagai bangsa yang bijak tentunya para pemimpin bangsa dituntut untuk menyelesaikan segala permasalahan yang timbul baik di dalam maupun di luar menggunakan cara penyelesaian yang terbaik bagi bangsa kita dan tidak saling merugikan.
Sebagai sebuah tema yang kami ambil dalam penulisan makalah ini kami menyoroti terjadinya konflik bilateral Indonesia Malaysia dalam memperebutkan pulau-pulau di perbatasan seperti Sipadan, Ligitan dan Ambalat yang ada di Kepulauan Kalimantan Timur, yang sempat menjadi geger di kancah internasional. Hal itulah yang membuat kami merasa tertarik untuk mengangkat sebuah tema kontroversi bilateral ini dipandang dari sudut Geopolitik Wawasan Nusantara yang kami ketahui.

B. Rumusan Masalah
Setelah melihat pemaparan latar belakang di atas, kami merumuskan beberapa hal yang dijadikan rumusan masalah dalam makalah ini antara lain.
1. Apakah yang dimaksud wawasan nusantara itu?
2. Apa tujuan negara kita memahami wawasan nusantara?
3. Apa fungsi dari hasil pemahaman terhadap wawasan nusantara?
4. Bagaimana sejarah singkat tanah air kita?
5. Persengketaan pulau apa saja yang terjadi antara Malaysia dan Indonesia?
6. Mengapa setiap negara kerap kali memperluas wilayahnya?
7. Bagaimana sikap Indonesia menghadapi masalah sengketa?
8. Apa hikmah dari semua pengalaman sengketa bagi bangsa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan suatu makalah tentunya harus memiliki beberapa hal yang direncanakan sebagai tujuan penulisan. Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah.
1. Makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Menambah wawasan tentang tanah air Indonesia dan mengetahui latar belakang bangsa sendiri.
3. Memahami pengertian fungsi dan tujuan adanya Wawasan Nusantara.
4. Mengetahui konflik bilateral antara negara Indonesia dan Malaysia untuk mengambil sebuah pelajaran dari hal tersebut.
5. Membangkitkan semangat cinta tanah air dan bangsa.















BAB II
ISI

A. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Wawasan Nusantara
Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa. Setiap bangsa mempunyai Wawasan Nasional (national outlook) yang merupakan visi bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Adapun wawasan nasional bangsa Indonesia dikenal dengan Wawasan Nusantara.
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Istilah Wawasan Nusantara terdiri dari dua buah kata yakni ‘wawasan’ dan ‘nusantara’. Wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Sehingga wawasan dapat berarti cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat. Sedangkan Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau–pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia serta dua samudra yakni samudra Pasifik dan samudra Hindia). Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah Pancasila, latar belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan, terbentuklah satu Wawasan Nasional Indonesia yang disebut Wawasan Nusantara.
Secara umum Wawasan Nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita–cita nasionalnya. Sedangkan arti dari Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita–cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai rambu–rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
2. Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku bangsa,atau daerah.

B. Seputar Indonesia
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk Kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli, ‘Nusantara’, ‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda (Nederlandsch-indie)’ pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat mencintai nama ‘Indonesia’ walaupun bukan dari bahasanya sendiri tetapi ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu Kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau.
Sebutan ‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The Indian Archipelago And East Asia (1850). Sir W.E. Maxwell (seorang ahli hukum) juga memakainya dalam kegemarannya mempelajari rumpun Melayu. Kata Indoneis semakin terkenal berkat peran Adolf Bastian, seorang etnolog yang menegaskan arti kepulauan ini dalam bukunya Indonesien Order Die Inseln Des Malaysichen Archipels (1884–1889). Setelah cukup lama istilah itu hanya dipakai sebagai nama keilmuan, maka pada awal abad ke-20 perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya sebagai ‘Perhimpunan Indonesia’. Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 kata Indonesia di pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nama resmi negara dan Bangsa Indonesia sampai sekarang.
Negara Indonesia ini sebagai negara Kepulauan terdiri dari banyak gugus pulau, kurang lebih terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil. Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi Utara : ± 6°08’ LU, Selatan : ± 11°15’ LS, Barat : ± 94°45’ BT, Timur : ± 141°05’ BT. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km², yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan seluas 3.166.163 km².

C. Persengketaan Malaysia Vs Indonesia
Layaknya kehidupan bermasyarakat yang hidup bertetangga tentunya konflik ada saja sebagai asam-manis variasi hidup, demikian pula hubungan antar negara juga sering kali saling bersilang pendapat dan menyebabkan kontroversi. Semua masalah itu bukanlah untuk dihindari tetapi harus dihadapi secara bijak, baik oleh pemerintah maupun seluruh rakyatnya. Seperti permasalahan yang berulang kali muncul di kancah internasional, masalah perebutan wilayah/pulau kecil perbatasan antara Malaysia dan Indonesia di antara pulau tersebut ialah
1. Sepadan dan Ligitan Sengketa Pada Tahun 1969
Konflik Sipadan dan Ligitan ini berpuncak pada tahun 1969 ketika Malaysia dan Indonesia membahas tentang Landasan Kontinen kedua negara. Perbedaan berawal dari perbedaan penafsiran atas sejarah perjanjian politik tahun 1891 yang dibuat oleh dua kolonialis Ingris-Belanda untuk membagi Kalimantan. Dalam sejarah perjanjian ini yang telah tertulis dalam dokumentasi sejarah di Belanda, perjanjian Inggris-Belanda tahun 1891 berisi tentang pembagian wilayah Kalimantan ditegaskan bahwa “bagian utara adalah milik Inggris dan bagian selatan adalah milik Belanda, Persisnya pada titik timur Kalimantan ditarik garis membelah pulau Sebatik menjadi dua bagian, setengah milik jajahan Inggris dan setengahnya lagi milik jajahan Belanda”.
Penafsiran penjanjian yang berbeda inilah yang melatar belakangi konflik Sipadan dan Ligitan. Indonesia menganggap bahwa batas pembagian dapat diperpanjang ke arah timur sehingga menempatkan pulau Sipadan dan Ligitan berada di posisi sebelah selatan, sedangkan Malaysia menganggap pembagian wilayah berhenti hanya pada pulau Sebatik saja dan tidak tembus ke laut sehingga pulau Sipadan dan Ligitan bukan milik Indonesia.
Perseteruan antara kedua negara rupanya tidak mudah menemukan titik terang yang menjadi solusi. Oleh karenanya, kedua negara berunding membuat suatu perjanjian pada tahun 1969 yang menghasilkan “perjanjian untuk tidak melakukan aktivitas di pulau Sipadan dan Ligitan karena pulau tersebut masih dalam sengketa dan belum jelas kepemilikannya”. Karena kedua pulau masih dalam sengketa akhirnya dalam peta kedua negara tersebut tidak mencantumkan pulau tersebut. Tetapi pada tahun 1988 Malaysia melakukan pelanggaran terhadap perjanjian tersebut dengan mengadakan aktivitas pembangunan resort, tempat wisata, dan penangkaran penyu, juga mengeluarkan peta baru yang memuat pulau Sipadan dan Ligitan sebagai bagian dari Kepulauan Malaysia. Hal ini merupakan bentuk politik Malaysia dalam mendapatkan kepemilikan ke dua pulau tersebut. Dengan melakukan pembangunan lebih dulu di suatu wilayah maka administrasi pulau tersebut posisinya lebih kuat dalam sengketa Mahkamah Internasional, langkah ini sering disebut Politik Okupasi. Cara seperti ini tentunya akan memberatkan Indonesia dalam Mahkamah Internasional karena dalam pengalaman yang telah terjadi, Mahkamah Internasional cenderung memenangkan negara yang lebih dahulu melakukan aktivitas di suatu wilayah, dan nyata saja akhirnya pulau Sipadan dan Ligitan digondol oleh Malaysia.

2. Sengketa Ambalat Tahun 2004
Setelah mengambil pulau Sipadan dan Ligitan rupanya Negara Malaysia masih juga mengulangi kelakuannya untuk mengambil pulau Ambalat yang terkesan tidak mendapat perhatian oleh pemerintah serta anggapan Malaysia yang masih meremehkan kedaulatan bangsa Indonesia, seperti kekalahannya dalam memenangkan sengketa tersebut di Mahkamah Internasional dalam perebutan Sipadan dan Ligitan puluhan tahun silam.
Diperkirakan Ambalat menjadi sasaran selanjutnya karena kekayaan minyak yang dimilikinya dan Malaysia berdalil memiliki hak yurisdiksi untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi segala kekayaan alam yang ada di dalamnya, mengacu pada konferensi PBB mengenai hukum laut tahun 1982 yang menghasilkan pembagian wilayah sesuai peta tahun 1979. Padahal justru peta lama tahun 1979 ini merupakan peta lama yang menuai banyak kontroversi negara Asia tenggara termasuk Inggris yang mewakili Brunai Darussalam.
Klaim Malaysia terhadap pulau Ambalat dianggap tidak mendasar karena dari histori sejarah saja pulau Ambalat termasuk pulau-pulau yang kecil yang ada di sekitarnya termasuk Sipadan dan Ligitan masuk ke dalam wilayah Kesultanan Bulungan yang kini menjadi sebuah kabupaten yang ada di Kalimantan Timur. Histori sejarah ini juga telah tersimpan dalam dokumentasi sejarah di Belanda. Memang tentang pulau Sipadan dan Ligitan dalam dunia sejarah telah dijadikan pinjam-pakai oleh Inggris dari Belanda untuk di bangun marcusuar. Indonesia berlapang dada untuk menyerahkan pulau tersebut kepada Malaysia hanya karena alasan kepedulian terhadap faktor pengelolaan lingkungan, bukan karena aspek sejarah karena pulau itu sudah jelas bukan milik Malaysia. Untuk konflik Ambalat karena bukan termasuk daerah yang di sengketakan di masa penjajahan dan sudah jelas jajahan Belanda maka dengan cara apapun juga Ambalat harus dipertahankan.
Terjadinya konflik masalah Ambalat yang terletak di jajaran Kepulauan antara Kalimantan dengan Sulawesi menuai banyak kecaman dari masyarakat Indonesia sehingga rakyat Makasar membuat suatu Front Gabungan Makasar Gempur Malaysia (FGMGM) yang di prakarsai mahasiswa akademik dan para relawan Makasar. Front ini lebih mengutamakan langkah-langkah militer ketimbang diplomatik yang tidak jelas langkahnya, karena mengkhawatirkan kejadian Sipadan dan Ligitan terulang kembali.
Beberapa langkah telah dilakukan baik oleh pemerintah, maupun warga dalam mempertahankan keutuhan bangsa dilakukan sebagai langkah awal FGMGM melakukan komunikasi secara intensif dengan pihak pangkalan udara TNI Lantamal IV Makasar untuk bekerja sama dengan memberikan bantuan latihan perang bagi para relawan. Sementara itu FGMGM menyatakan tidak bertanggung jawab atas keselamatan pelajar Malaysia yang sedang menuntut ilmu di Indonesia khususnya di Makasar jika pemerintah Malaysia masih mengganggu kedaulatan Indonesia. Sebagai bentuk bahwa Indonesia benar-benar memperjuangkan keutuhannya dan menghindari kemungkinan yang bakal terjadi maka pemerintah mengirimkan pasukan marinir yang terkesan sangat mendadak untuk disiagakan di pulau Sebatik yaitu sebuah pulau yang merupakan berada di garis perbatasan Indonesia-Malaysia dan berdasarkan informasi dari badan intelegensi nasional (BIN) pihak Malaysia pun telah menyiagakan pasukannya di pulau tersebut jadi ke dua pasukan dari masing-masing negara telah berada di pulau Sebatik.
Tetapi langkah diplomasi antara kedua negara tersebut akhirnya membuahkan hasil. Kedua negara tersebut bersepakat sebuah hasil yang diucapkan oleh Menhan kepada pers bahwa pihak Malaysia sudah menyatakan bahwa posisi Indonesia lebih kuat dalam kasus Ambalat ini. Menhan (Juwono Sudarsono) didampingi kepala Badan Intelegensi Nasional (Syamsir Siregar) menghadap Presiden SBY sehubungan dengan rencana pengamanan menjelang konferensi ke-50 Asia Afrika. Sampailah kali ini Indonesia yang memenangkan kasus Ambalat tanpa ada pertumpahan darah yang menimbulkan banyak korban, Alhamdulillah.

D. Alasan Setiap Negara Ingin Memperluas Wilayah
Beberapa alasan yang dapat disimpulkan dari tiap negara yang kerap memperluas suatu wilayahnya yang akan digunakan sebagai tempat memperluas sektor perekonomian sehingga menambah besarnya penghasilan negara. Ilmu tentang pengetahuan perbatasan tanah kekuasaan yang kerap kali dihiasi politik ialah disebut Geopolitik yang mempelajari fenomena politik dari aspek geografi. Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi perkembangan suatu Wawasan Nusantara.
Beberapa alasan suatu negara kerap memperluas wilayah sesuai dengan paham yang di paparkan para ahli di antaranya:
1. Frederich Ratzel
Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang tersebut, makin besar kemungkinan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang, konsep ruang). Adanya negara yang kerap kali melakukan perluasan baik dengan cara mengambil wilayah tetangganya seperti layaknya Malaysia merebut beberapa kekayaan kita juga memiliki suatu misi memperkuat kondisi negaranya baik dalam perekonomian agar pendapatan yang dihasilkan negaranya semakin besar yang digunakan untuk memperkuat stabilitas negara.
Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup. Ibarat hukum rima yang kuat itulah yang mampu bertahan hidup dan menang. Demikian pula negara Malaysia mencoba untuk mengungguli Indonesia dalam perebutan pulau karena pengalamannya di tahun masa silam yang selalu menang dalam perebutan pulau dengan Indonesia seperti Sipadan dan Ligitan.
Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan akan sumber akan sumber daya alam. Apabila wilayah/ruang hidup tidak mendukung, bangsa tersebut akan mencari pemenuhan kebutuhan akan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi). Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan atau dinamika budaya dalam bentuk gagasan kegiatan (ekonomi, perdagangan, perindustrian/produksi) harus diimbangi oleh pemekaran wilayah; batas-batas suatu negara pada hakikatnya bersifat sementara.
2. Karl Haushofer
Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan soal-soal strategi perbatasan. Ruang hidup bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup. rupanya perpolitikan tidak hanya terjadi dalam partai saja bahkan ilmu geologi juga dihiasi oleh politik. Langkah politik yang di tempuh Malaysia dalam menyikapi masalah persengketaan ialah dengan langkah okupasi yaitu melakukan aktivitas pembangunan terhadap daerah sengketa lebih awal seperti halnya yang telah dilakukan pada pulau Sipadan dan Ligitan.

E. Sikap Indonesia Menghadapi Masalah
Dalam menghadapi masalah ini Indonesia berusaha untuk memprioritaskan langkah diplomatik. Ini bukan merupakan bentuk kelemahan negara kita, tetapi karena Indonesia merasa yakin akan memenangkan dan jika langkah damai ini tidak juga membuahkan hasil yang positif maka langkah lain seperti mengeluarkan nota protes termasuk perang akan ditempuh Indonesia. Namun sebagai bangsa yang bijak pemerintah dan rakyatnya menyikapi setiap masalah dengan jalan yang terbaik agar tidak menimbulkan kerugian yang sia-sia.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Bangsa yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham perang dan damai: “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran mengenai kekuasaan dan adu domba, karena hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa : Ideologi digunakan sebagai Landasan Idiil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografis Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di tengah-tengah perkembangan dunia.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham Kebangsaan (nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan Kebangsaan dengan menolak pandangan chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi.
Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan pandangan geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai pemikiran pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari :
1. Latar Belakang Pemikiran berdasarkan Falsafah Pancasila
2. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan Nusantara
3. Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya bangsa Indonesia
4. Latar belakang aspek Kesejarahan bangsa Indonesia
Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga Negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerahkan partisipasi setiap Warga Negara Indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain :
1. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

F. Sepercik Hikmah di Balik Kisah
Dari beberapa kejadian yang dialami oleh bangsa Indonesia terkait masalah geopolitik yang berhubungan dengan peliknya masalah sengketa pulau perbatasan di antara dua negara, kami dapat mengambil sepercik hikmah yang tercecer dibalik kisah tersebut untuk dijadikan pelajaran baik oleh pihak pemerintah sebagai pemimpin rakyat maupun rakyat Indonesia sebagai individu yang mengisi kemerdekaan adapun hikmah yang dapat kita petik ialah:
 Pemerintah dan rakyat Indonesia hendaknya tidak menyia-nyiakan suatu wilayah yang masih berada dalam wilayah negara Kepulauan Indonesia.
 Pemanfaatan wilayah justru akan membawa keuntungan penambahan anggaran negara sehingga dapat digunakan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
 Legalitas formal bukti kepemilikan baik pulau maupun seni budaya bangsa sendiri perlu dilakukan demi memperkuat bukti kepemilikan.
 Pemerintah harus lebih memublikasikan legalitas kepemilikan baik pulau maupun Kesenian daerah kepada seluruh negara di dunia melalui PBB.
 Selama 11 tahun negara Indonesia hanya melakukan negosiasi dengan Australia sementara dengan Malaysia, Filipina Vietnam masih belum masih belum terjalin padahal hal itu sangat penting demi kejelasan penetapan perbatasan yang jelas oleh karena itu untuk ke depan pemerintah kita dapat lebih sering mengadakan hubungan diplomasi yang seimbang kepada negara tangga.
 Para rakyat Indonesia hendaknya tidak mudah terprovokasi oleh oknum manapun sebelum memperoleh kejelasan informasi dalam menghadapi setiap permasalahan.
 Untuk mengisi kemerdekaan hendaknya setiap warga negara mengisinya dengan hal yang positif membuahkan karya untuk kemaslahatan umat.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengetahuan tentang Wawasan nusantara sangat dibutuhkan oleh setiap negara, demi terciptanya stabilitas keamanan antara daerah bahkan negara. Dengan mengetahui wawasan nasional ini suatu bangsa dapat mengetahui perbatasan negaranya, baik darat maupun laut. Tetapi dalam wawasan nasional yang cenderung melibatkan geopolitik sering kali menghalalkan segala cara dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Padahal hal itu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun karena dalam berpolitik juga ada etika-etika yang harus di pelihara.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbudi luhur. Maka dari itu dalam menghadapi setiap permasalahan yang timbul baik di dalam maupun di luar negeri, pemerintah dan rakyatnya dituntut untuk melakukan tindakan yang tepat dan bijak agar penyelesaian masalah tersebut tidak membuahkan masalah-masalah baru. Di sini bukan hanya pemerintah saja yang harus pandai mengatur urusan tata negara, tetapi rakyat juga harus memberikan dukungannya pada setiap kebijakan pemerintah yang membawa dampak positif demi kesatuan dan persatuan bangsa sehingga keutuhan negara tetap terjaga.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang cinta damai tetapi lebih mencintai kemerdekaan. Falsafah itulah yang mendasari bahwa bangsa Indonesia dalam setiap penyelesaian harus menggunakan penyelesaian damai misalnya dengan cara diplomasi. Tetapi bila langkah ini tidak membuahkan hasil maka bangsa Indonesia siap menangani masalah meski dengan jalan peperangan. Rakyatnya akan mempertahankan kedaulatan negara Indonesia hingga tetes darah penghabisan. Seperti dalam kata mutiara Arab mengatakan “ hidup mulia atau mati syahid”.



B. Saran
Sebagai poin akhir dalam penulisan makalah ini kami menuangkan beberapa saran yang semoga dapat direnungkan oleh para pembaca. Adapun saran yang kami sampaikan ialah.
1. Sebagai negara yang berasaskan Pancasila, hendaknya para pemimpin kita dapat bertindak bijak dalam mengambil langkah penyelesai masalah bangsa kita ini.
2. Pemerintahan khususnya dan rakyat pada umumnya jangan hanya responsif ketika masalah telah muncul, tetapi haruslah bertindak preventif sebelum timbulnya masalah.
3. Para masyarakat jangan cepat terprovokasi oleh oknum dalam setip timbulnya permasalahan yang terjadi di negara kita sebelum mengetahui secara jelas akar dari permasalahan itu.
4. Pandangan bahwa kasus sengketa ini merupakan konsekuensi dari ketiak becusan pemerintah memandatkan dan memperhatikan pulau-pulau kecil di perbatasan padahal jika pemanfaatan ini di realisasikan pemerintah justru akan menghasilkan penambahan pendapatan untuk negara.
5. Sebagai calon seorang guru yang sedang menuntut ilmu teruslah isi kemerdekaan bangsa yang telah di rebut sesah payah oleh para pahlawan dengan melakukan aktivitas yang positif untuk membuahkan karya yang berguna bagi kemaslahatan umat.








































DAFTAR PUSTAKA

http://kompas.com/kompas-cetak/0412/28/ekonomi/1464300.htm

http://mediaindo.co.id

http://www.esdm.go.id/beritagas.php?news_id=468

Selasa, 10 Juni 2008

NGALAP BAROKAH KIYAI YUK,,,!

Demikianlah kata-kata yang sering dilontarkan oleh Para Santri di sebuah Pondok Pesantren. Tentunya kita yang bukan sebagai seorang santri bertanya apa sich dan bangaimana cara kita ngalap (mencari) barokah dari seorang kiyai di pondok pesantren?. Oleh karena itu saya akan berbagi kisah pengalaman seseorang di desa saya dengan Anda sekalian. bolehkan Yuk marie,,,!!!
Kisah ini menceritakan tentang seseorang yang hidup di Desa Hulubanteng yang bernama Hanna(nama samaran). Dia anak dari seorang janda yang sudah lama ditinggalkan suaminya. Hanna dan Ibunya tinggal di rumah neneknya yang sudah tua renta. Hanna sangat giat belajar baik pelajaran umum ataupun agama, tetapi meskipun Dia juara kelas di sekolahnya, dia tertunda untuk melanjutkan studinya karena tidak sanggup membiayai untuk membayar SPP.
Seseorang tetangganya yang merasa kasihan dengan nasib Hanna mempunyai niat mulia untuk memondokannya di Pondok Pesantren Buntet untuk mengabdi pada seorang Kiyai. Ketika di pesantren kegiatan Hanna berbeda dari para Santri lainya, terlihat dari aktifitasnya tiap hari ketika yang lain mengaji Hanna malah mencari rumput buat kambing kiyai, mengisi bak mandi dan melakukan pekerjaan lainya. Tetapi walaupun demikian Dia ikhlas menjalankan semua itu. Setelah bertahun-tahun mengabdi di desa tersebut untuk Kiyai, sang Kiyai merasa kasihan ddengan Hanna sehingga Dia diperintahkan oleh Kiyainya untuk mondok di Pondok Pesantren Liroyo jawa timur pondokan penghafal Al-Qu’an. Disana dia diperlakukan sama seperti santri-santri lainya untuk menjalankan kegiatanya yaitu menghafal Al-Qur’an. Hanna sangat giat menghafal Al-Quran disana.
Setelah beberapa tahun di Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur Hanna pulang ke desa dengan membawa berbagai ilmu dari pondoknya. Saat ini Hanna telah menjadi orang yang sukses baik hartannya maupun ilmunya. Dia menjadi seorang Kiyai besar di Desa Hulubanteng.
Demikianlah cerita yang saya bagi untuk Anda semoga dapat mengambil hikmah dari apa yang telah saya ceritakan. Sedikit kata bijak “ungdzur maa Qolla walaa tangdzur man Qolla” liatlah apa yang dibicarakan jangan liat siapa yang berbicara. Billahitaufik.

Senin, 26 Mei 2008

BONEKA BARBIE DILARANG DI IRAN

Jaksa tinggi di Iran mendesak dilakukannya pembatasan impor barang mainan Barat, karena dipandang merusak generasi muda.Jaksa Ghorban Ali Dori Najafabadi mengatakan mainan seperti Barbie, Batman, dan Harry Potter menimbulkan pengaruh negatif di masyarakat.Najafabadi menginginkan diambilnya tindakan untuk melindungi kebudayaan Islam dan nilai revolusi Iran.Para wartawan melaporkan kebudayaan Barat semakin populer di Iran.Pernyataan Najafabadi disampaikan lewat surat yang dialamatkan kepada wakil presiden Iran, Parviz Davoudi, dan dikutip sejumlah suratkabar.

"Mainan seperti Barbie, Batman, Spiderman dan Harry Potter disamping impor permainan komputer dan film harus membuat para pejabat kebudayaan waspada," tulisnya pada surat yang dilihat staf kantor berita Associated Press."Impor tidak tetap permainan seperti itu, yang sayangnya melalui sumber tidak resmi dan penyelundupan, adalah pengrusakan kebudayaan dan membahayakan masyarakat," katanya.

Wartawan BBC, Pam O'Toole di Teheran mengatakan semakin digemarinya kebudayaan Barat menimbulkan kekhawatiran kalangan ulama Iran selama bertahun tahun ini.


MENGAPA ANJING PUNYA PENGLIHATAN TAJAM

Ini dikarenakan tapetum, cermin pada mata yang memantulkan cahaya sehingga retina dapat menangkap cahaya yang masuk sebanyak 2 kali. Ini juga yang membuat mata anjing bercahaya saat malam hari. Diambil dari Science Daily.

Anjing dapat melihat dengan baik dalam keadaan terang ataupun gelap, sedangkan manusia hanya dapat melihat dengan baik saat keadaan terang. Tidak ada yang bisa yakin seberapa baik anjing dapat melihat di keadaan samar, tetapi yang pasti kucing lah yang lebih baik. Menurut Paul Miller Profesor Klinik Kedokteran Mata Universitas Wisconsin –Madison, kucing mampu melihat keadaan yang 6 kali lebih samar daripada batas kemampuan manusia sedangkan anjing hanya mampu 5 kali lebih samar.

Anjing mempunyai banyak cara beradaptasi untuk melihat keadaan yang jauh dari terang. Pupilnya yang besar membuat cahaya yang masukpun lebih besar. Pusat retina punya sel kepekaan cahaya lebih banyak, yang bekerja lebih baik dalam keadaan samar daripada kerucut penerima warna. Kepekaan pada cahaya dalam retina merespon cahaya redup. Dan lensa yang berada di dekat retina akan membuat pandangan retina menjadi lebih terang. Tetapi bagian mata yang paling berjasa dalam hal ini deisebut tapetum. Cermin ini sejenis pola yang berada dibelakang bayangan cahaya mata. Tapetum memberikan retina kesempatan kedua untuk mendapat cahaya yang sudah ditangkap oleh mata.

Senin, 03 Maret 2008

KOMENTAR JURNAL (PEMBELAJARAN POLA DASAR KALIMAT)

BISSMILLAH.........!!!


Pembelajaran pola dasar kalimat kepada anak-anak merupakan langkah yang tepat menuju penggunaan bahasa yang baik dan benar. Mungkin pembelajaran tersebut dapat diajarkan pada anak usia kelas rendah (kelas II dan III) karena pada dasarnya sejak balita (mulai belajar berbicara) anak sudah memepelajari penempatan kata dalam penggunaannya dengan benar. Sebagai contoh sering kita temukan anak balita usia 3 tahun saja sudah bisa mengucapkan dengan pola kalimat yang benar misalnya “Mamah mau makan”, itu membuktikan pembelajaran pola kalimat sudah terkuasai dengan baik tetapi mungin kalau dijelaskan secara terperinci tentang pola dan kedudukan kata anak kelas rendah (II dan III) tidak semuanya dapat memahami. Oleh karena itu kita sebagai guru harus mampu memantapkan kemampuan anak dalam penyausunan kata menjadi kalimat yang baik dan benar, agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman arti baik dalam pembelajaran maupun prakteknya dalam berkomunikasi.

Selain itu penempatan kata dalam kalimat harus diatur sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Karena tidak semua daerah menempatkan posisi kata yang sama dalam pengucapan kalimat, contoh saja daerah batak sering mengucapkan kalimat “Macam mana pula Kau “ dan juga daerah yang mengalami pengucapan yang diulang-ulang seperti daerah madura dengan kata “butrambut, tesate, ruburu dsb.” Nah disini menjadi tugas kita semua yang hendaknya memberikan pengertian tentang penggunaan yang berbeda dalam penempatan kalimat agar tidak terjadi kesalah fahaman anak terhadap penampatan kata dan pembelajaran pola kalimat.

ALHAMDULILLAH...!!!


Blogspot Template by Isnaini Dot Com